Pengusaha mulai lirik rumput laut Maros

Selasa, 03 September 2013 - 17:27 WIB
Pengusaha mulai lirik...
Pengusaha mulai lirik rumput laut Maros
A A A
Sindonews.com - Rumput laut menjadi salah satu tren komoditas unggulan di Maros saat ini. Tak heran, beberapa pengusaha mulai melirik rumput laut yang diproduksi di Maros.

Pengusaha harus membayar lebih dulu agar petani tidak menjual hasil panen rumput lautnya ke pengusaha lain. Usaha ini dipastikan dapat menyejahterakan masyarakat yang mengembangkan komoditi ini.

Salah satu petani rumput laut, Kasri mengatakan, setelah mengembangkan rumput laut setahun terakhir penghasilannya tidak lagi hanya mengandalkan hasil panen ikan bandeng. Dia mengaku sangat diuntungkan dengan mengembangkan rumput laut tersebut.

"Berbeda dengan ikan bandeng yang panen setiap tiga bulan sekali, sedangkan rumput laut panennya setiap 45 hari atau 1,5 bulan sekali. Apalagi rumput laut ini tidak mengganggu produksi ikan bandeng jadi satu kolam kami kembangkan ikan bandeng sekaligus rumput laut," papar Kasri.

Dia mengaku dapat omzet Rp6 juta sampai Rp10 juta per hektare (ha) untuk sekali panen. Saat ini, dari tujuh ha tambak yang dia miliki, baru tiga ha yang ditanami rumput laut.

"Dulu kami kesulitan pemasarannya, sehingga banyak petani yang enggan menanam. Sekarang sudah bagus bahkan pengusaha rumput laut antre membeli rumput laut kami," jelasnya.

Apalagi, kata Kasri, bibit rumput laut diperbarui setiap enam kali panen. Untuk satu kg rumput laut kering, petani menjual dengan kisaran Rp5.000. Dalam satu bidang tambak, berpotensi sampai 1,5 ton sekali panen.

Bupati Maros, HM Hatta Rahman mengatakan, rumput laut kini menjadi komoditas unggulan Maros. Pengembangan komoditi rumput laut ini telah dilakukan sejak 2010. Namun pada saat itu petani terkendala pada pemasaran sehingga petani kurang berminat untuk mengembangkan.

"Pada awalnya, pemasaran kurang baik sehingga petani kurang berminat. Kemudian pada 2012 ada bantuan bibit, perahu dan pupuk dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk 120 hektare tambak. Pemasarannya juga kita perbaiki sehingga sekarang pengusaha mulai antre ke petani untuk membeli rumput laut," ungkap Hatta.

Hatta mengatakan, saat ini baru sekitar 150 ha tambak yang ditanami rumput laut dari 10 ribu luas tambak yang ada di Maros. Namun luas tambak yang potensial ditanami rumput laut sekitar 4 ribu ha. Tambak ini tersebar di beberapa kecamatan pesisir seperti Bontoa, Lau, Maros Baru, dan Marusu.

Untuk tahap awal, pemerintah akan mengembangkan 1.000 ha tambak dengan bibit yang didatangkan dari Luwu. Hatta memprediksi jika ini berjalan dengan baik maka sekitar Rp5 miliar uang akan beredar di masyarakat petani rumput laut per bulan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7813 seconds (0.1#10.140)