Meski diwarnai aksi jual, IHSG berpotensi bullish

Rabu, 04 September 2013 - 08:04 WIB
Meski diwarnai aksi jual, IHSG berpotensi bullish
Meski diwarnai aksi jual, IHSG berpotensi bullish
A A A
Sindonews.com - Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diwarnai aksi jual besar-besaran oleh investor asing, IHSG hari ini berpotensi berbalik arah menuju tren negatif, meski secara teknikal mengindikasikan tren penguatan.

"Maka, Rabu ini IHSG berpotensi berbalik arah melemah merujuk tajamnya kejatuhan Indonesia ETF (EIDO:US) sebesar 3,13 persen dan nilai tukar rupiah berlanjut melemah ke level Rp11.425, mendekati proyeksi saya di level Rp11.500," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Rabu (4/9/2013).

Mendekati 17-18 September 2013, menurut dia, lebih bijak jika investor menerapkan strategi short term trading atau bahkan day trade untuk mengantisipasi gejolak market yang sangat volatile seperti saat ini.

Namun demikian, bila dilihat secara teknikal IHSG masih berpotensi menguat. Edwin memproyeksikan, IHSG akan berada pada rentang 4.086- 4211. Dengan pola bullish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish reversal grafik menanjak ke atas melanjutkan tren penguatan.

Sejumlah faktor lain dari luar negeri yang turut mempengaruhi antara lain, terjadinya profit taking sehingga DJIA diitutup hanya naik 23,65 poin (0,16 persen) di level 14.833,96 diiringi kejatuhan The Vix 2,35 persen ditutup dilevel 16,61.

Hal tersebut terjadi setelah pasar merespon pernyataan Jurbir House of Republik John Boehner dan Jubir Partai Demokrat di House mengatakan mereka mendukung rencana Presiden Obama mengambil tindakan militer atas Suriah di tengah konfirmasi Menhan Israel bahwa Angkatan Bersenjata mereka beserta US Missile Defense Agency sudah meluncurkan rudal sebagai uji coba sebelum menghadapi perang.

Padahal, DJIA di awal perdagangan sempat naik 120 poin didorong news M&A mendektatinya kesepakatan Vodavone menjual 45 persen ke Verizon Communication senilai USD130 miliar dan Microsoft akan membeli bisnis handset Nokia senilai USD7,2 miliar serta naiknya data manufacturing sector bulan Agustus ke level 55,7, yang merupakan pertumbuhan tercepat selama dua tahun.

Kemudian, lanjut dia, construction spending tumbuh 0.6 persen atau lebih tinggi dari konsensus 0,3 persen menjadi USD901 miliar.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4342 seconds (0.1#10.140)