IHSG diprediksi tertekan rupiah

Jum'at, 06 September 2013 - 08:09 WIB
IHSG diprediksi tertekan...
IHSG diprediksi tertekan rupiah
A A A
Sindonews.com - Terus melemahnya rupiah ditambah rumors akan diturunkannya peringkat rupiah oleh S&P menjadi faktor tertekannya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini di tengah menguatnya bursa saham Amerika, Dow Jones.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, faktor jatuhnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) saat ini menjadi biang keladi kejatuhan IHSG.

Salah satu contoh terjelas dalam perdagangan Kamis, di mana pada awal perdagangan IHSG sempat naik 42 poin tetapi setelah rupiah melemah ke level 11.650, sehingga YTD rupiah sudah turun 20,5 persen.

IHSG langsung merespons dengan aksi jual membuat YTD IHSG turun 265,83 poin (6,16 persen) diiring net sell asing YTD mencapai Rp13,94 triliun, walaupun bursa regional menguat dan faktor nilai tukar rupiah kembali menjadi fokus utama perdagangan Jumat.

"Di sisi lain, data EIDO-US juga tidak mendukung karena turun 0,27 persen sehingga bisa berdampak atas IHSG yang saya perkirakan akan kembali turun terlebih adanya rumors yang beredar di market bahwa Rating Agency S&P berpeluang men-downgrade rupiah," kata Edwin, Jumat (6/9/2013).

Dari sisi teknikal pun IHSG menunjukkan tren pelemahan, dimana tampak grafik menurun ke bawah. Dia memperdiksi IHSG akan berada dalam rentang 4.003-4.111. Pola two black crows terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish continuation dalam perdagangan Jumat.

Padahal, kata Edwin, sejumlah berita ekonomi menjadi faktor pendorong DJIA menguat tipis di hari ketiga. "Penguatan terjadi sebesar 6,61 poin (0,04 persen) ditutup di level 14.937,48, sehingga selama tiga hari DJIA naik 127,17 poin atau 0,85 persen," terangnya.

Kenaikan ini, lanjut Edwin diikuti turunnya The Vix 0,69 persen ditutup di level 15,77 di tengah turunnya data factory orders Juli sebesar 2,4 persen dan naiknya yield 10-year treasury ke level tertinggi selama dua tahun terakhir di level 2,97 persen.

Adapun berita ekonomi yang datang dari Amerika Serikat, diantaranya tentang turunnya weekly jobless claims sebesar 9.000 unit menjadi 323 ribu unit atau terendah sepanjang lima tahun terakhir. Padahal, konsensus ekonom memperkirakan tumbuh menjadi 330 ribu unit.

Selain itu, ada juga berita tentang kecepatan pertumbuhan service sector mencapai level 58,6 yang merupakan pertumbuhan tercepat sejak Desember 2005 serta naiknya data produktivitas AS di Q2/2013 sebesar 2,3 persen.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8309 seconds (0.1#10.140)