G20: Pemulihan ekonomi belum atasi krisis global
A
A
A
Sindonews.com - Kelompok ekonomi negara G20 akan melaporkan dalam komunike puncak bahwa ekonomi global telah pulih, tetapi terlalu dini untuk mengatakan lepas dari krisis.
"Itu jelas, terlalu dini mengatakan bahwa krisis telah diatasi, dan hal tersebut akan mudah mulai dari sekarang," ujar Andrei Bokarev, kepala departemen hubungan internasional Departemen Keuangan Rusia, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (6/9/2012).
Perdebatan tentang kesehatan ekonomi dunia dalam KTT G20, yang dipimpin Presiden Rusia Vladimir Putin 'sulit', mencerminkan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan di negara berkembang.
"Diskusi paling sulit dan memakan waktu berkaitan dengan evaluasi situasi ekonomi global," kata Bokarev dalam sebuah wawancara di sela-sela KTT dua hari, St Petersburg.
Prospek bahwa Federal Reserve AS mungkin segera mengendalikan ekspansi kebijakan moneter bulan ini telah membuat jengkel negara berkembang, yang tengah menikmati pertumbuhan cepat berkat banjir dolar ke dalam ekonomi dunia.
"Komunike tentu mencerminkan bahwa saham negara maju dalam pertumbuhan ekonomi global akan lebih besar daripada pasar negara berkembang," tandas Bokarev.
"Itu jelas, terlalu dini mengatakan bahwa krisis telah diatasi, dan hal tersebut akan mudah mulai dari sekarang," ujar Andrei Bokarev, kepala departemen hubungan internasional Departemen Keuangan Rusia, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (6/9/2012).
Perdebatan tentang kesehatan ekonomi dunia dalam KTT G20, yang dipimpin Presiden Rusia Vladimir Putin 'sulit', mencerminkan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan di negara berkembang.
"Diskusi paling sulit dan memakan waktu berkaitan dengan evaluasi situasi ekonomi global," kata Bokarev dalam sebuah wawancara di sela-sela KTT dua hari, St Petersburg.
Prospek bahwa Federal Reserve AS mungkin segera mengendalikan ekspansi kebijakan moneter bulan ini telah membuat jengkel negara berkembang, yang tengah menikmati pertumbuhan cepat berkat banjir dolar ke dalam ekonomi dunia.
"Komunike tentu mencerminkan bahwa saham negara maju dalam pertumbuhan ekonomi global akan lebih besar daripada pasar negara berkembang," tandas Bokarev.
(dmd)