Pemerintah pertimbangkan subsidi harga kedelai
Rabu, 11 September 2013 - 16:09 WIB
Pemerintah pertimbangkan subsidi harga kedelai
A
A
A
Sindonews.com - Melihat tingginya harga kedelai di masyarakat hingga memicu aksi mogok produksi perajin tahu tempe, pemerintah mempertimbangkan memberi subsidi harga kedelai.
"Subsidi kedelai lagi dipikirkan. Tapi kemungkinan bisa dapat subsidi," jelas Menteri Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Syarif Hasan di Bandung, Rabu (11/9/2013).
Menurut dia, selain itu, pemerintah juga terus berupaya mengendalikan harga kedelai menjadi berkisar Rp8.000/kg. Harga tersebut, dinilai harga wajar atas depresiasi rupiah yang tidak lebih dari 8 persen.
Apabila depresiasi rupiah pada kisaran tersebut, kenaikan harga kedelai dari harga normal mestinya tidak setinggi saat ini yang mencapai Rp9.500/kg.
Diketahui, tingginya harga kedelai membuat ribuan perajin yang didominasi UMKM merugi. Di Jabar, aksi mogok produksi pun masih terus berlanjut hingga hari ini. Aksi mogok tersebut dilakukan agar pemerintah segera mengambil tindakan atas tingginya bahan baku pembuat tahu dan tempe.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai, wacana subsidi harga kedelai tidak mungkin dilakukan pemerintah karena harga ditentukan oleh pasar.
Pasalnya, Bambang merasa dengan dikenakannya mekanisme tarif impor dan pembebasan kuota, maka pasar yang akan menentukan harga kedelai dan tidak perlu disubsidi lagi oleh pemerintah.
"Kan sudah dilepas kuota impornya, jadi biar pasar yang menurunkan harga kedelai," ujarnya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.
"Subsidi kedelai lagi dipikirkan. Tapi kemungkinan bisa dapat subsidi," jelas Menteri Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Syarif Hasan di Bandung, Rabu (11/9/2013).
Menurut dia, selain itu, pemerintah juga terus berupaya mengendalikan harga kedelai menjadi berkisar Rp8.000/kg. Harga tersebut, dinilai harga wajar atas depresiasi rupiah yang tidak lebih dari 8 persen.
Apabila depresiasi rupiah pada kisaran tersebut, kenaikan harga kedelai dari harga normal mestinya tidak setinggi saat ini yang mencapai Rp9.500/kg.
Diketahui, tingginya harga kedelai membuat ribuan perajin yang didominasi UMKM merugi. Di Jabar, aksi mogok produksi pun masih terus berlanjut hingga hari ini. Aksi mogok tersebut dilakukan agar pemerintah segera mengambil tindakan atas tingginya bahan baku pembuat tahu dan tempe.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai, wacana subsidi harga kedelai tidak mungkin dilakukan pemerintah karena harga ditentukan oleh pasar.
Pasalnya, Bambang merasa dengan dikenakannya mekanisme tarif impor dan pembebasan kuota, maka pasar yang akan menentukan harga kedelai dan tidak perlu disubsidi lagi oleh pemerintah.
"Kan sudah dilepas kuota impornya, jadi biar pasar yang menurunkan harga kedelai," ujarnya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.
(gpr)
