Rupiah berhasil ditutup terapresiasi
A
A
A
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) sore ini berhasil terapresiasi seiring relinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan imbas dari dinaikkannya BI rate ke level 7,25 persen oleh Bank Indonesia.
Posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg sore ini berada di level Rp11.232/USD atau terapresiasi tajam sebanyak 118 poin dibanding penutupan perdagangan sore kemarin di level Rp11.350/USD.
Masih berdasarkan data Bloomberg, mata uang domestik pada pukul 09.50 WIB pagi tadi sempat melemah ke level Rp11.360/USD, namun pada sesi siang menguat ke level Rp11.171/USD.
Adapun, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada penutupan hari ini berada di level Rp11.395/USD atau menguat 99 poin dibanding kemarin di level Rp11.494/USD.
Sedangkan data yahoofinance mencatat, mata uang domestik sore ini di Rp11.330/USD dengan kisaran Rp11.410-11.440/USD, naik tipis dibanding pagi tadi di level Rp11.333/USD. Namun, melemah dibanding posisi Kamis (12/9/2013) di level Rp11.319/USD.
Data Sindonews bersumber dari Limas mencatat rupiah hari ini diperdagangkan pada level Rp11.333/USD, melemah dibanding hari sebelumnya di level Rp11.322/USD.
Head of Research & Analysis BNI Nurul Eti Nurbaeti menuturkan, rupiah pada hari terakhir pekan ini berhasil terapresiasi didukung kembali menguatnya IHSG pada penutupan sore ini.
Adapun menguatnya IHSG dan rupiah terimbas sentimen positif dari Bank Sentral yang kemarin kembali menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin dari 7 persen menjadi 7,25 persen, yang diikuti naiknya suku bunga lending facility dan deposit facility (Fasbi) masing-masing 25 basis poin menjadi 7,25 persen dan 5,5 persen.
Kenaikan suku bunga itu bertujuan mengendalikan inflasi maupun stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap USD dan memastikan penyesuaian defisit transaksi berjalan pada tingkat sustainable.
Selain itu, menurut Nurul, pendalaman pasar keuangan yang dilakukan oleh BI melalui penerbitan sejumlah instrumen keuangan juga menggerakkan nilai tukar rupiah lebih stabil dan sesuai fundamentalnya.
"Hal ini direspon positif oleh pelaku pasar, sehingga IHSG ditutup naik dan meredakan tekanan terhadap rupiah," ujarnya.
Posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg sore ini berada di level Rp11.232/USD atau terapresiasi tajam sebanyak 118 poin dibanding penutupan perdagangan sore kemarin di level Rp11.350/USD.
Masih berdasarkan data Bloomberg, mata uang domestik pada pukul 09.50 WIB pagi tadi sempat melemah ke level Rp11.360/USD, namun pada sesi siang menguat ke level Rp11.171/USD.
Adapun, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada penutupan hari ini berada di level Rp11.395/USD atau menguat 99 poin dibanding kemarin di level Rp11.494/USD.
Sedangkan data yahoofinance mencatat, mata uang domestik sore ini di Rp11.330/USD dengan kisaran Rp11.410-11.440/USD, naik tipis dibanding pagi tadi di level Rp11.333/USD. Namun, melemah dibanding posisi Kamis (12/9/2013) di level Rp11.319/USD.
Data Sindonews bersumber dari Limas mencatat rupiah hari ini diperdagangkan pada level Rp11.333/USD, melemah dibanding hari sebelumnya di level Rp11.322/USD.
Head of Research & Analysis BNI Nurul Eti Nurbaeti menuturkan, rupiah pada hari terakhir pekan ini berhasil terapresiasi didukung kembali menguatnya IHSG pada penutupan sore ini.
Adapun menguatnya IHSG dan rupiah terimbas sentimen positif dari Bank Sentral yang kemarin kembali menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin dari 7 persen menjadi 7,25 persen, yang diikuti naiknya suku bunga lending facility dan deposit facility (Fasbi) masing-masing 25 basis poin menjadi 7,25 persen dan 5,5 persen.
Kenaikan suku bunga itu bertujuan mengendalikan inflasi maupun stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap USD dan memastikan penyesuaian defisit transaksi berjalan pada tingkat sustainable.
Selain itu, menurut Nurul, pendalaman pasar keuangan yang dilakukan oleh BI melalui penerbitan sejumlah instrumen keuangan juga menggerakkan nilai tukar rupiah lebih stabil dan sesuai fundamentalnya.
"Hal ini direspon positif oleh pelaku pasar, sehingga IHSG ditutup naik dan meredakan tekanan terhadap rupiah," ujarnya.
(rna)