Penjualan ritel di Singapura turun 7,8%
A
A
A
Sindonews.com - Penjualan ritel Singapura pada Juli 2013 turun lebih tajam dari yang diperkirakan 7,8 persen, dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini karena penjualan kendaraan bermotor terkena pelaksanaan rasio pembayaran total utang (TDSR) pada akhir Juni.
Dilansir dari Business Times, Sabtu (14/9/2013), pada bulan ke bulan disesuaikan musiman dasar, penjualan ritel turun 5,3 persen pada Juli, turun 2,6 persen tidak termasuk penjualan kendaraan. Sementara dalam jajak pendapat Bloomberg, sembilan ekonom sektor swasta telah mempatok penurunan sebesar 1,5 persen.
Keadaan dapat bertambah buruk sebelum mereka mendapatkan yang lebih baik. Dalam laporan penelitian yang diterbitkan, kemarin. Ekonom Kit Wei Zheng dan Brian Tan dari Citi mencatat bahwa konsumsi tampaknya meredam sejalan dengan peningkatan jumlah pengangguran.
Langkah-langkah baru yang diresmikan Otoritas Moneter Singapura (MAS) pekan ini, untuk membatasi pinjaman tanpa jaminan dan penghematan penggunaan kartu kredit juga cenderung memukul penjualan ritel. Sementara penjualan mobil akan terus merasakan cubitan dari TDSR tersebut .
TDSR mengambil sikap lebih keras terhadap kredit properti, membutuhkan lender untuk mempertimbangkan jumlah kewajiban utang peminjam, termasuk kredit mobil, sebelum menyetujui pinjaman rumah .
Ekonom Citi mengatakan, dengan TDSR tersebut membuat volume penjualan mobil turun setelah calon pembeli rumah menahan pembelian mobil, dengan volume penjualan mobil Juli jatuh 36,9 persen di bawah rata-rata Q2.
Dilansir dari Business Times, Sabtu (14/9/2013), pada bulan ke bulan disesuaikan musiman dasar, penjualan ritel turun 5,3 persen pada Juli, turun 2,6 persen tidak termasuk penjualan kendaraan. Sementara dalam jajak pendapat Bloomberg, sembilan ekonom sektor swasta telah mempatok penurunan sebesar 1,5 persen.
Keadaan dapat bertambah buruk sebelum mereka mendapatkan yang lebih baik. Dalam laporan penelitian yang diterbitkan, kemarin. Ekonom Kit Wei Zheng dan Brian Tan dari Citi mencatat bahwa konsumsi tampaknya meredam sejalan dengan peningkatan jumlah pengangguran.
Langkah-langkah baru yang diresmikan Otoritas Moneter Singapura (MAS) pekan ini, untuk membatasi pinjaman tanpa jaminan dan penghematan penggunaan kartu kredit juga cenderung memukul penjualan ritel. Sementara penjualan mobil akan terus merasakan cubitan dari TDSR tersebut .
TDSR mengambil sikap lebih keras terhadap kredit properti, membutuhkan lender untuk mempertimbangkan jumlah kewajiban utang peminjam, termasuk kredit mobil, sebelum menyetujui pinjaman rumah .
Ekonom Citi mengatakan, dengan TDSR tersebut membuat volume penjualan mobil turun setelah calon pembeli rumah menahan pembelian mobil, dengan volume penjualan mobil Juli jatuh 36,9 persen di bawah rata-rata Q2.
(dmd)