Gita: Pasokan kedelai melalui importasi bersifat emergency
A
A
A
Sindonews.com - Ketersediaan kedelai di pasar terutama untuk memenuhi kebutuhan industri perajin tahu dan tempe perlu terus dijaga. Kekurangan pasokan atas komoditas ini akan menganggu stabilitas harga.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) bertugas menjaga stabilitas harga melalui keseimbangan antara suplai dan kebutuhan (supply-demand), agar harga kedelai berada di tingkat yang wajar dan terjangkau.
"Tantangannya adalah, bahwa produksi nasional kedelai per tahunnya hanya sekitar 700-850 ribu ton. Kebutuhan/konsumsi nasional terhadap komoditas ini mencapai 2,5 juta ton per tahun, sehingga sampai dengan saat ini kekurangannya masih harus dipasok dari impor," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam siaran persnya, Jumat (20/9/2013).
Secara jangka panjang, lanjut Gita, pemerintah tentunya terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi kedelai.
Pemenuhan kedelai melalui importasi ini merupakan cara yang bersifat emergency, mengingat kebutuhan kedelai yang cukup tinggi ini antara lain adalah untuk terus menggerakkan industri kecil pembuatan tahu dan tempe.
Pasokan kedelai melalui rantai penyaluran yang melibatkan para pelaku mulai importir, petani kedelai, distributor, sampai pada pengguna akhir yaitu perajin sebelum mereka mengolahnya menjadi tahu dan tempe. Rantai pasok ini di setiap lini membentuk harga sampai ke pengrajin dan pasar umum.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) bertugas menjaga stabilitas harga melalui keseimbangan antara suplai dan kebutuhan (supply-demand), agar harga kedelai berada di tingkat yang wajar dan terjangkau.
"Tantangannya adalah, bahwa produksi nasional kedelai per tahunnya hanya sekitar 700-850 ribu ton. Kebutuhan/konsumsi nasional terhadap komoditas ini mencapai 2,5 juta ton per tahun, sehingga sampai dengan saat ini kekurangannya masih harus dipasok dari impor," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam siaran persnya, Jumat (20/9/2013).
Secara jangka panjang, lanjut Gita, pemerintah tentunya terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi kedelai.
Pemenuhan kedelai melalui importasi ini merupakan cara yang bersifat emergency, mengingat kebutuhan kedelai yang cukup tinggi ini antara lain adalah untuk terus menggerakkan industri kecil pembuatan tahu dan tempe.
Pasokan kedelai melalui rantai penyaluran yang melibatkan para pelaku mulai importir, petani kedelai, distributor, sampai pada pengguna akhir yaitu perajin sebelum mereka mengolahnya menjadi tahu dan tempe. Rantai pasok ini di setiap lini membentuk harga sampai ke pengrajin dan pasar umum.
(gpr)