Harga melambung, omzet pemotongan ayam anjlok 50%
A
A
A
Sindonews.com - Dampak kenaikan harga ayam yang masih tinggi hingga saat ini membuat tempat pemotongan ayam di Pasar Kaliwungu, Kendal, Jawa tengah (Jateng), mengalami penurunan omzet hingga 50 persen.
Jika biasanya bisa melayani pemotongan ayam hingga 13 kuintal, kini sejak harga ayam naik hanya melayani 7 kuintal. Harga ayam di pasar tradisional juga masih tinggi berkisar Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram (kg).
Suasa di lokasi penampungan hewan unggas dan tempat pemotongan ayam di pasar tersebut terlihat sepi. Bahkan, sejumlah kios yang menjual ayam potong memilih tutup, karena tidak mendapat pasokan dan takut ayam yang dijual tidak laku.
Kenaikan harga ayam yang masih tinggi berdampak pada omzet pemotongan ayam. Misalnya pemotongan ayam milik Ahmad yang kini tidak seramai saat harga ayam normal.
"Biasanya sudah sibuk sejak pagi, namun menjelang siang aktivitas di pemotongan ayam sekarang ini normal saja, tidak sibuk," ujarnya, Rabu (25/9/2013).
Menurutnya, omzet pemotongan ayam mengalami penurunan hingga 50 persen. Jika sebelumnya Ahmad mampu melayani pemotongan ayam hingga 13 kuintal per hari, kini berkisar antara tujuh hingga delapan kuintal.
Sejumlah pedagang ayam potong juga mengeluh sepinya pembeli, lapak pedagang ayam nampak sepi. Kandang-kandang yang biasanya digunakan untuk ayam yang siap dijual kosong, bahkan kios pedagang ayam banyak yang memilih tutup, pasokan ayam potong sendiri berkurang.
Sementara, harga ayam potong per kg masih berkisar Rp30 ribu hingga Rp35 ribu. Sedangkan untuk ayam potong hidup, harganya sudah mencapai Rp60 ribu per ekor. Kenaikan paling tinggi pada unggas jenis mentok yang dijual hingga Rp150 ribu per ekor.
Jika biasanya bisa melayani pemotongan ayam hingga 13 kuintal, kini sejak harga ayam naik hanya melayani 7 kuintal. Harga ayam di pasar tradisional juga masih tinggi berkisar Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram (kg).
Suasa di lokasi penampungan hewan unggas dan tempat pemotongan ayam di pasar tersebut terlihat sepi. Bahkan, sejumlah kios yang menjual ayam potong memilih tutup, karena tidak mendapat pasokan dan takut ayam yang dijual tidak laku.
Kenaikan harga ayam yang masih tinggi berdampak pada omzet pemotongan ayam. Misalnya pemotongan ayam milik Ahmad yang kini tidak seramai saat harga ayam normal.
"Biasanya sudah sibuk sejak pagi, namun menjelang siang aktivitas di pemotongan ayam sekarang ini normal saja, tidak sibuk," ujarnya, Rabu (25/9/2013).
Menurutnya, omzet pemotongan ayam mengalami penurunan hingga 50 persen. Jika sebelumnya Ahmad mampu melayani pemotongan ayam hingga 13 kuintal per hari, kini berkisar antara tujuh hingga delapan kuintal.
Sejumlah pedagang ayam potong juga mengeluh sepinya pembeli, lapak pedagang ayam nampak sepi. Kandang-kandang yang biasanya digunakan untuk ayam yang siap dijual kosong, bahkan kios pedagang ayam banyak yang memilih tutup, pasokan ayam potong sendiri berkurang.
Sementara, harga ayam potong per kg masih berkisar Rp30 ribu hingga Rp35 ribu. Sedangkan untuk ayam potong hidup, harganya sudah mencapai Rp60 ribu per ekor. Kenaikan paling tinggi pada unggas jenis mentok yang dijual hingga Rp150 ribu per ekor.
(izz)