Laju pelemahan IHSG diprediksi mulai berkurang

Jum'at, 27 September 2013 - 08:27 WIB
Laju pelemahan IHSG...
Laju pelemahan IHSG diprediksi mulai berkurang
A A A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini diperkirakan akan berada pada support 4.365-4.400 dan resistance 4.415-4.438.

"Kemungkinan pelemahan lanjutan memang masih ada dan utang gap berikutnya (4.191-4.225) memang masih jauh, namun diharapkan pelemahan tidak berlanjut agar IHSG tidak terpuruk dalam zona negatifnya," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Jumat (27/9/2013).

Reza mengatakan, seperti yang diharapkan sebelumnya, dimana setelah utang gap 4.375-4.403 tertutup maka diharapkan pelemahan mulai berkurang, sehingga IHSG memiliki ruang untuk rebound meski tipis.

Pelaku pasar memanfaatkan kondisi tersebut untuk kembali masuk pasar meski masih bersikap wait and see dan kekhawatiran masih adanya potensi pelemahan.

Variatifnya laju bursa saham Asia, masih melemahnya nilai tukar rupiah dan masih adanya transaksi jual asing membuat IHSG yang sebelumnya merayap positif berbalik arah jelang akhir sesi.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level 4.470,25 (level tertingginya) di pertengahan sesi 2 dan menyentuh level 4.395,81 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.405,89.

Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

"Laju IHSG sempat bergerak masuk target resisten kami (4.452-4.490), namun kembali melemah meski belum masuk ke target support 4.328-4.378," papar dia.

Sentimen yang sama dari perkiraan akan terjadinya shutdown ekonomi AS bila pembahasan APBN AS menemui jalan buntu masih menjadi penghadang laju bursa saham Asia.

Di sisi lain, Nikkei mampu berlawanan arah menjadi positif di tengah spekulasi pemerintahnya akan mengkaji pemangkasan pajak korporat dan meminta dana pensiunnya untuk lebih banyak menginvestasikan pada risky assets.

Tidak hanya bursa saham Asia yang tersengat pembahasan debt ceiling dan sentimen tapering off di bulan Oktober, bursa saham Eropa pun ikut terimbas sehingga memperpanjang pelemahannya hingga saat ini.
Rilis penurunan consumer confidence Perancis dan retail sales Italia turut memberikan imbas negatif.

Laju bursa saham AS harap-harap cemas di tengah penantian akan rilis data-data penting antara lain GDP price index kuartalan, initial jobless claims, dan pending home sales. Selain itu, pelaku pasar juga bersikap wati and see mengantisipasi potensi terjadinya deadlock dalam pembahasan APBN AS.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1340 seconds (0.1#10.140)