Jelang Idul Adha, permintaan sapi melonjak tajam
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tahun ini, permintaan sapi terus melonjak tajam. Diperkirakan untuk idul kurban kali ini permintaan sapi mencapai 1 juta ekor.
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS), M Muthowif mengatakan, permintaan sapi untuk kurban tidak hanya dari Jatim saja. Tapi sejak dua pekan lalu, permintaan sapi ke Jawa Tengah dan Jawa Barat terus meningkat.
"Setiap Sabtu, Selasa dan Rabu sapi untuk kurban di daerah Probolinggo, Lumajang dan Situbondo selama satu bulan ini sebanyak 5-10 truk dibawa keluar kota. Kemudian sejak dua pekan lalu dibawa ke Jateng dan Jabar," katanya, Jumat (27/9/2013).
Lonjakkan permintaan ini, akan berdampak pada lonjakan harga daging sapi. Hal itu berdasarkan perkiraan polulasi sapi di Jatim yang akan menurun drastis, karena jumlah pemotongan sapi betina produktif cukup tinggi.
Para pedagang pun lebih memilih untuk memotong sapi betina, pasalnya harga sapi jantan harganya mahal. Dia berharap dengan kondisi ini, Pemprov Jatim segera mengambil sikap untuk mengontrol pengiriman sapi ke luar daerah. Jika tidak, maka kenaikan harga daging tidak dapat dihindari.
"Kalau harga sapi naik terus, harga sapi kecil yang layak potong bisa mencapai Rp10 juta atau berat hidup sekitar 200-220 kilogram (kg). Sedangkan yang besar harganya sampai Rp30 juta dengan berat hidup sekitar 630-650 kg. Ini harga di pasar sapi tradisional," jelasnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS), M Muthowif mengatakan, permintaan sapi untuk kurban tidak hanya dari Jatim saja. Tapi sejak dua pekan lalu, permintaan sapi ke Jawa Tengah dan Jawa Barat terus meningkat.
"Setiap Sabtu, Selasa dan Rabu sapi untuk kurban di daerah Probolinggo, Lumajang dan Situbondo selama satu bulan ini sebanyak 5-10 truk dibawa keluar kota. Kemudian sejak dua pekan lalu dibawa ke Jateng dan Jabar," katanya, Jumat (27/9/2013).
Lonjakkan permintaan ini, akan berdampak pada lonjakan harga daging sapi. Hal itu berdasarkan perkiraan polulasi sapi di Jatim yang akan menurun drastis, karena jumlah pemotongan sapi betina produktif cukup tinggi.
Para pedagang pun lebih memilih untuk memotong sapi betina, pasalnya harga sapi jantan harganya mahal. Dia berharap dengan kondisi ini, Pemprov Jatim segera mengambil sikap untuk mengontrol pengiriman sapi ke luar daerah. Jika tidak, maka kenaikan harga daging tidak dapat dihindari.
"Kalau harga sapi naik terus, harga sapi kecil yang layak potong bisa mencapai Rp10 juta atau berat hidup sekitar 200-220 kilogram (kg). Sedangkan yang besar harganya sampai Rp30 juta dengan berat hidup sekitar 630-650 kg. Ini harga di pasar sapi tradisional," jelasnya.
(izz)