Hadapi AEC, 800 UKM Indonesia ke Malaysia
Selasa, 01 Oktober 2013 - 17:38 WIB

Hadapi AEC, 800 UKM Indonesia ke Malaysia
A
A
A
Sindonews.com - Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia berpeluang untuk mengembangkan ekspansi bisnisnya ke Malaysia. Sebanyak 800 pengusaha UKM siap dikirimkan PT Sinde Budi Sentosa ke negeri jiran pada 2-5 Oktober 2013.
Tujuan Sinde mengirimkan 800 pelaku UKM guna memberikan pembelajaran kepada para pelaku UKM untuk membaca persaingan bisnis dan membuka peluang usaha di luar pasar Indonesia.
"Harapannya, para UKM bisa siap bersaing menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015, para pelaku UKM juga diharapkan dapat melihat peluang untuk memasarkan produk Indonesia di Malaysia," ujar Asisten Presiden Direktur PT Sinde, Jony Yuwono kepada wartawan, di FX Plasa Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak 99,99 persen dari total usaha di Indonesia adalah UKM yang tercatat berjumlah 56 juta. Ke-56 juta UKM tersebut telah menyerap 107 juta tenaga kerja atau 97,16 persen dari total tenaga kerja di Indonesia dan meyumbang Rp4.303 triliun atau 58 persen terhadap PDB 2011.
"Pada 2015 tidak ada lagi kata-kata belum siap untuk menghadapi AEC, UKM merupakan salah satu kunci keberhasilan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itu UKM diharapkan mampu bersaing," ungkap Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan.
Dia mengatakan, tekanan ekonomi global yang mengakibatkan lemahnya rupiah menjadi salah satu faktor UKM di Indonesia masih kalah dengan UKM China, India dan Amerika Serikat.
Meski demikian, tekanan ekonomi global yang menyebabkan melemahnya rupiah, diharapkan tidak menyurutkan semangat para pengusaha UKM untuk terus mengembangkan lini usahanya.
"Meski kita masih di bawah Cina, India dan Amerika, namun UKM Indonesia masih mampu bersaing dan masih menjadi market leader di pasar domestik," pungkas Syarief.
Sebelumnya pada Maret 2013, Sinde memberangkatkan 600 pedagang UKM ke Thailand. Program tersebut berlangsung sukses dengan lebih dari 95 persen peserta memberikan penilaian yang bagus terhadap program tersebut.
Tujuan Sinde mengirimkan 800 pelaku UKM guna memberikan pembelajaran kepada para pelaku UKM untuk membaca persaingan bisnis dan membuka peluang usaha di luar pasar Indonesia.
"Harapannya, para UKM bisa siap bersaing menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015, para pelaku UKM juga diharapkan dapat melihat peluang untuk memasarkan produk Indonesia di Malaysia," ujar Asisten Presiden Direktur PT Sinde, Jony Yuwono kepada wartawan, di FX Plasa Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak 99,99 persen dari total usaha di Indonesia adalah UKM yang tercatat berjumlah 56 juta. Ke-56 juta UKM tersebut telah menyerap 107 juta tenaga kerja atau 97,16 persen dari total tenaga kerja di Indonesia dan meyumbang Rp4.303 triliun atau 58 persen terhadap PDB 2011.
"Pada 2015 tidak ada lagi kata-kata belum siap untuk menghadapi AEC, UKM merupakan salah satu kunci keberhasilan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itu UKM diharapkan mampu bersaing," ungkap Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan.
Dia mengatakan, tekanan ekonomi global yang mengakibatkan lemahnya rupiah menjadi salah satu faktor UKM di Indonesia masih kalah dengan UKM China, India dan Amerika Serikat.
Meski demikian, tekanan ekonomi global yang menyebabkan melemahnya rupiah, diharapkan tidak menyurutkan semangat para pengusaha UKM untuk terus mengembangkan lini usahanya.
"Meski kita masih di bawah Cina, India dan Amerika, namun UKM Indonesia masih mampu bersaing dan masih menjadi market leader di pasar domestik," pungkas Syarief.
Sebelumnya pada Maret 2013, Sinde memberangkatkan 600 pedagang UKM ke Thailand. Program tersebut berlangsung sukses dengan lebih dari 95 persen peserta memberikan penilaian yang bagus terhadap program tersebut.
(izz)