APEC perkuat akses modal dan alih teknologi untuk UKM
A
A
A
Sindonews.com - Kerja sama negara anggota APEC dalam hal membuka akses modal dan alih teknologi menjadi penopang Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam meningkatkan pemasaran produknya di pasaran internasional.
Menteri Usaha Kecil Menengah dan Koperasi, Syarif Hasan mengatakan, akses modal dan alih teknologi adalah dua agenda yang dibahas dalam pertemuan KTT APEC di Nusa Dua Bali.
Selama ini, kendala klasik dialami pelaku UKM seperti di Indonesia pada dua hal itu sehingga masih sulit bersaing dengan produk internasional lainnya.
Kendala lainnya, dalam akses permodalan sebenarnya pemerintah telah menyiapkan beberapa kebijakan keuangan lewat kredit permodalan.
Dalam kaitan upaya untuk memperkuat UKM, Indonesia mendukung sepenuhnya kerja sama UKM di kawasan negara APEC. “Kerja sama ini akan meningkatkan perekonomian negara anggota APEC,“ ujar Hasan di sela APEC Unthinkable 2013 yang dihelat Kementerian Koordinator Perekonomian di Kuta, Bali Jumat (5/10/2013).
Dia menekankan pada tiga hal penting dalam menyambut kerja sama, yakni pembinaan, pelatihan dan sosialisasi atas produk UKM. Pemerintah siap memberikan stimulus lewat APBN meskipun jumlahnya tidak terlalu besar.
Perkembangan UKM di tanah air, kata Syarief, cukup menggembirakan. Demikian juga dalam hal tingkat daya saing. “Tadinya 50 sekarang 38," sebutnya dalam acara yang dihadiri ratusan wirausahawan muda dalam dan luar negeri ini.
Selain itu, dari sisi kualitas produk UKM, Indonesia punya daya saing tinggi sehingga bisa menembus pasar ekspor. Meski begitu, UKM Indonesia juga perlu belajar menimba pengalaman UKM negara APEC lainnya.
“Kita harus banyak belajar. Hidup itu memang begitu. Ada barang yang kita tidak punya, kita impor. Ada barang-barang negara lain tidak punya ya kita ekspor," jelas Ketua Harian DPP Partai Demokrat ini.
Menteri Usaha Kecil Menengah dan Koperasi, Syarif Hasan mengatakan, akses modal dan alih teknologi adalah dua agenda yang dibahas dalam pertemuan KTT APEC di Nusa Dua Bali.
Selama ini, kendala klasik dialami pelaku UKM seperti di Indonesia pada dua hal itu sehingga masih sulit bersaing dengan produk internasional lainnya.
Kendala lainnya, dalam akses permodalan sebenarnya pemerintah telah menyiapkan beberapa kebijakan keuangan lewat kredit permodalan.
Dalam kaitan upaya untuk memperkuat UKM, Indonesia mendukung sepenuhnya kerja sama UKM di kawasan negara APEC. “Kerja sama ini akan meningkatkan perekonomian negara anggota APEC,“ ujar Hasan di sela APEC Unthinkable 2013 yang dihelat Kementerian Koordinator Perekonomian di Kuta, Bali Jumat (5/10/2013).
Dia menekankan pada tiga hal penting dalam menyambut kerja sama, yakni pembinaan, pelatihan dan sosialisasi atas produk UKM. Pemerintah siap memberikan stimulus lewat APBN meskipun jumlahnya tidak terlalu besar.
Perkembangan UKM di tanah air, kata Syarief, cukup menggembirakan. Demikian juga dalam hal tingkat daya saing. “Tadinya 50 sekarang 38," sebutnya dalam acara yang dihadiri ratusan wirausahawan muda dalam dan luar negeri ini.
Selain itu, dari sisi kualitas produk UKM, Indonesia punya daya saing tinggi sehingga bisa menembus pasar ekspor. Meski begitu, UKM Indonesia juga perlu belajar menimba pengalaman UKM negara APEC lainnya.
“Kita harus banyak belajar. Hidup itu memang begitu. Ada barang yang kita tidak punya, kita impor. Ada barang-barang negara lain tidak punya ya kita ekspor," jelas Ketua Harian DPP Partai Demokrat ini.
(gpr)