IMF: Default utang AS jauh lebih bahaya dari shutdown
A
A
A
Sindonews.com - Christine Lagarde, managing director Dana Moneter Internasional (IMF), memperingatkan bahwa kegagalan AS menaikkan plafon utang negara (debt ceiling) bisa jauh lebih buruk daripada shutdown pemerintah yang terjadi saat ini.
Ekonomi terbesar di dunia itu telah terjebak dalam shutdown pemerintah sejak 1 Oktober lalu, setelah Partai Republik dan Demokrat gagal mencapai kesepakatan anggaran untuk pelayanan dan kesehatan tahun depan.
Namun, Lagarde mengatakan AS menghadapi masalah yang jauh lebih besar jika gagal menaikkan plafon utang pada 17 Oktober mendatang, batas pinjaman yang memaksa negara mungkin mengalami default utang.
Dia mengatakan, bahwa kegagalan untuk menaikkan plafon, yang saat ini berada di angka USD16,7 triliun (10,3 triliun euro), akan mengirim gelombang kejutan di seluruh sistem keuangan global.
"Shutdown pemerintah cukup buruk, tapi kegagalan untuk menaikkan plafon utang akan jauh lebih buruk, dan sangat serius tidak hanya merusak ekonomi AS, sehingga 'mission-critical' penyebab situasi ini harus segera diselesaikan," tegasnya, seperti dilansir dari IFA Online, Jumat (4/10/2013).
Komentar bos IMF itu sejalan dengan Departemen Keuangan AS, yang telah memperingatkan Kongres bahwa kebuntuan atas plafon utang dapat menyebabkan resesi, sebanding atau lebih buruk dari krisis keuangan 2008 dan default yang belum pernah terjadi sebelumnya memiliki potensi menjadi bencana.
Sementara itu, laporan pekerjaan AS yang banyak digunakan oleh para ekonom sebagai indikator pemulihan ekonomi, telah tertunda karena shutdown. Wall Street melemah semalam, dengan S&P 500 ditutup 0,9 persen turun di angka 1.677 karena investor takut mengambil keuntungan.
Ekonomi terbesar di dunia itu telah terjebak dalam shutdown pemerintah sejak 1 Oktober lalu, setelah Partai Republik dan Demokrat gagal mencapai kesepakatan anggaran untuk pelayanan dan kesehatan tahun depan.
Namun, Lagarde mengatakan AS menghadapi masalah yang jauh lebih besar jika gagal menaikkan plafon utang pada 17 Oktober mendatang, batas pinjaman yang memaksa negara mungkin mengalami default utang.
Dia mengatakan, bahwa kegagalan untuk menaikkan plafon, yang saat ini berada di angka USD16,7 triliun (10,3 triliun euro), akan mengirim gelombang kejutan di seluruh sistem keuangan global.
"Shutdown pemerintah cukup buruk, tapi kegagalan untuk menaikkan plafon utang akan jauh lebih buruk, dan sangat serius tidak hanya merusak ekonomi AS, sehingga 'mission-critical' penyebab situasi ini harus segera diselesaikan," tegasnya, seperti dilansir dari IFA Online, Jumat (4/10/2013).
Komentar bos IMF itu sejalan dengan Departemen Keuangan AS, yang telah memperingatkan Kongres bahwa kebuntuan atas plafon utang dapat menyebabkan resesi, sebanding atau lebih buruk dari krisis keuangan 2008 dan default yang belum pernah terjadi sebelumnya memiliki potensi menjadi bencana.
Sementara itu, laporan pekerjaan AS yang banyak digunakan oleh para ekonom sebagai indikator pemulihan ekonomi, telah tertunda karena shutdown. Wall Street melemah semalam, dengan S&P 500 ditutup 0,9 persen turun di angka 1.677 karena investor takut mengambil keuntungan.
(dmd)