Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari Amerika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di titik yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 minus 2,07%.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menuturkan, di tengah pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia lebih baik dari Amerika Serikat , Filipina, Singapura Italia, Perancis, dan Jerman. Karena itu, Erick menilai, Indonesia patut berbangga, dan ke depan pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih terus diupayakan untuk mencapai tahap pemulihan. ( Baca juga:Erick Thohir Pakai Duit Sendiri Berikan Beasiswa untuk AO Mekaar PNM )
“Asia Tenggara seperti Filipina dan Singapura kemudian di dunia ada Italia, Perancis, Jerman, AS, juga negatif. Patut berbangga meskipun kita tidak bisa bicara ke depan akan jadi yang terbaik, tetapi kita di titik ini yang pasti jauh lebih baik,” ujar Erick dalam acara Konvensi Nasional Media Massa Senin (8/2/2021).
Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV 2020 yang tercatat minus 2,19 (yoy), masih lebih baik dari negara-negara lain di dunia. Mantan Bos Inter Milan itu meyakini akselerasi ekonomi Tanah Air akan mencapai puncaknya pada 2022 mendatang.
“Basis pembicaraan saya bisa juga dilihat hari ini, seperti yang bisa kita lihat terbukti di akhir 2020 secara kuartal IV masih banyak negara pertumbuhannya negatif,” katanya.
Untuk mencapai target itu, pemerintah terus berupaya menekan angka penyebaran Covid-19 dengan menggalakkan program vaksinasi. Pemerintah berkeyakinan kuat, vaksinasi menjadi instrumen utama mengurangi tingkat terinfeksi virus. Dengan begitu, pemulihan ekonomi akan cepat terealisasikan. ( Baca juga:Alhamdulillah! Ini Manfaat Salat Tahajud dalam Perspektif Medis )
Saat ini, pemerintah melalui sejumlah pihak tengah menggenjot vaksin Merah Putih. Nantinya, vaksin Covid-19 ini akan diproduksi oleh holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero). Hasil produksi Bio Farma juga digandang-gadang mampu menekan angka impor vaksin yang dilakukan pemerintah saat ini.
“Sekarang kita sudah kerja sama dengan tujuh lembaga. Jadi kita bisa mempercepat atau kita bisa mendukung agar tidak tergantung (vaksin impor),” katanya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menuturkan, di tengah pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia lebih baik dari Amerika Serikat , Filipina, Singapura Italia, Perancis, dan Jerman. Karena itu, Erick menilai, Indonesia patut berbangga, dan ke depan pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih terus diupayakan untuk mencapai tahap pemulihan. ( Baca juga:Erick Thohir Pakai Duit Sendiri Berikan Beasiswa untuk AO Mekaar PNM )
“Asia Tenggara seperti Filipina dan Singapura kemudian di dunia ada Italia, Perancis, Jerman, AS, juga negatif. Patut berbangga meskipun kita tidak bisa bicara ke depan akan jadi yang terbaik, tetapi kita di titik ini yang pasti jauh lebih baik,” ujar Erick dalam acara Konvensi Nasional Media Massa Senin (8/2/2021).
Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV 2020 yang tercatat minus 2,19 (yoy), masih lebih baik dari negara-negara lain di dunia. Mantan Bos Inter Milan itu meyakini akselerasi ekonomi Tanah Air akan mencapai puncaknya pada 2022 mendatang.
“Basis pembicaraan saya bisa juga dilihat hari ini, seperti yang bisa kita lihat terbukti di akhir 2020 secara kuartal IV masih banyak negara pertumbuhannya negatif,” katanya.
Untuk mencapai target itu, pemerintah terus berupaya menekan angka penyebaran Covid-19 dengan menggalakkan program vaksinasi. Pemerintah berkeyakinan kuat, vaksinasi menjadi instrumen utama mengurangi tingkat terinfeksi virus. Dengan begitu, pemulihan ekonomi akan cepat terealisasikan. ( Baca juga:Alhamdulillah! Ini Manfaat Salat Tahajud dalam Perspektif Medis )
Saat ini, pemerintah melalui sejumlah pihak tengah menggenjot vaksin Merah Putih. Nantinya, vaksin Covid-19 ini akan diproduksi oleh holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero). Hasil produksi Bio Farma juga digandang-gadang mampu menekan angka impor vaksin yang dilakukan pemerintah saat ini.
“Sekarang kita sudah kerja sama dengan tujuh lembaga. Jadi kita bisa mempercepat atau kita bisa mendukung agar tidak tergantung (vaksin impor),” katanya.
(uka)