IHSG diprediksi lanjutkan koreksi
A
A
A
Sindonews.com - Terhentinya roda pemerintahan Amerika Serikat (AS) di hari keenam ditambah antisipasi berlanjutnya deadlock pembahasan debt ceiling serta masih tetap lemahnya rupiah atas USD menjadi faktor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ini.
"Rentang IHSG berada pada kisaran 4.352-4.431. Dengan pola bearish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish reversal (pelemahan lanjutan)," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Senin (7/10/2013).
Sementara itu, faktor lain penggerak IHSG adanya antisipasi rilis laporan keuangan Q3/2013 di tengah berlanjutnya net sell investor asing selama pekan lalu berjumlah Rp1,325 triliun sehingga selama 40 pekan net sell asing bertambah menjadi Rp13,36 triliun.
"Sementara untuk Senin ini ada baiknya client di MNC Securities bisa melirik saham berbasis komoditas, seperti nikel dan timah setelah Jumat minggu lalu masing-masing naik tajam 3,88 persen dan 5,49 persen," kata Edwin.
Menilik sentimen dari negara adidaya Amerka serikat, setelah selama satu pekan Dow turun 185,66 poin atau 1,22 persen di tengah saat ini Washington menghadapi shutdown di hari keenam, tensi menjadi semakin tinggi.
Market pun di sepanjang pekan ini akan semakin turbulance terutama fokus akan tertuju atas apakah batas pinjaman anggaran pemerintah (debt ceiling) AS dapat ditingkatkan melebihi USD16,7 tiliun atau tidak.
"Karena jika tidak dapat terpenuhi akan terjadi default di tengah fragile-nya perbaikan ekonomi dan bukan mustahil dapat mendorong ekonomi AS ke dalam jurang resesi ekonomi kembali," kata Edwin.
Pekan ini juga akan menjadi awal emiten akan merilis LK Q3/2013, diantaranya Alcoa di hari Selasa, Cevron di hari Rabu dan JPMorgan Chase, Wells Fargo di hari Jumat.
Selain itu, beberapa data ekonomi penting AS yang akan dirilis, seperti di hari Rabu ada data FOMC minutes dan di hari Jumat ada data PPI, retail sales, consumer sentiment, business inventories.
"Rentang IHSG berada pada kisaran 4.352-4.431. Dengan pola bearish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish reversal (pelemahan lanjutan)," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Senin (7/10/2013).
Sementara itu, faktor lain penggerak IHSG adanya antisipasi rilis laporan keuangan Q3/2013 di tengah berlanjutnya net sell investor asing selama pekan lalu berjumlah Rp1,325 triliun sehingga selama 40 pekan net sell asing bertambah menjadi Rp13,36 triliun.
"Sementara untuk Senin ini ada baiknya client di MNC Securities bisa melirik saham berbasis komoditas, seperti nikel dan timah setelah Jumat minggu lalu masing-masing naik tajam 3,88 persen dan 5,49 persen," kata Edwin.
Menilik sentimen dari negara adidaya Amerka serikat, setelah selama satu pekan Dow turun 185,66 poin atau 1,22 persen di tengah saat ini Washington menghadapi shutdown di hari keenam, tensi menjadi semakin tinggi.
Market pun di sepanjang pekan ini akan semakin turbulance terutama fokus akan tertuju atas apakah batas pinjaman anggaran pemerintah (debt ceiling) AS dapat ditingkatkan melebihi USD16,7 tiliun atau tidak.
"Karena jika tidak dapat terpenuhi akan terjadi default di tengah fragile-nya perbaikan ekonomi dan bukan mustahil dapat mendorong ekonomi AS ke dalam jurang resesi ekonomi kembali," kata Edwin.
Pekan ini juga akan menjadi awal emiten akan merilis LK Q3/2013, diantaranya Alcoa di hari Selasa, Cevron di hari Rabu dan JPMorgan Chase, Wells Fargo di hari Jumat.
Selain itu, beberapa data ekonomi penting AS yang akan dirilis, seperti di hari Rabu ada data FOMC minutes dan di hari Jumat ada data PPI, retail sales, consumer sentiment, business inventories.
(rna)