Firmanzah: Indonesia gencarkan diplomasi investasi di APEC

Senin, 07 Oktober 2013 - 11:06 WIB
Firmanzah: Indonesia gencarkan diplomasi investasi di APEC
Firmanzah: Indonesia gencarkan diplomasi investasi di APEC
A A A
Sindonews.com - Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah mengatakan, Indonesia akan memanfaatkan penyelenggaraan KTT APEC untuk menggencarkan diplomasi menarik investasi dari negara-negara peserta, serta para pebisnis dunia yang hadir dalam APEC CEO Summit.

Menurutnya, saat ini, diplomasi investasi tengah gencar dilakukan Indonesia di sejumlah forum baik bilateral maupun multilateral dengan tetap meningkatkan peran serta BUMN dan swasta nasional.

Hal tersebut didasari pertimbangan di tengah gejolak pasar keuangan dunia dan pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia, investasi di sektor riil dan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk menggerakkan roda perekonomian.

"Meningkatnya investasi berarti lapangan kerja tetap tersedia, daya beli masyarakat terjaga, mengurangi pengangguran dan menjaga pertumbuhan ekonomi," kata Firmanzah seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Senin (7/10/2013).

Dia mengatakan, dalam kerangka kerja sama bilateral, sejumlah kesepakatan investasi dengan mitra usaha di Korea Selatan, Australia, dan Tiongkok telah dilakukan. Sementara, dalam kerangka multilateral, KTT APEC 2013 di Bali juga dioptimalkan untuk menarik sebesar mungkin peluang investasi ke Indonesia.

Terlebih selama KTT APEC di Bali, terdapat lebih dari 1.200 CEO yang menghadiri APEC CEO Summit. "Hadirnya para CEO perusahaan kelas dunia merupakan kesempatan Indonesia untuk menarik investasi di sektor riil dan infrastruktur," ujarnya.

Firmanzah meyakinkan, upaya menarik dan meningkatkan investasi di sektor riil dan infrastruktur akan terus dilakukan. Di menyebutkan, tingginya permintaan domestik, membutuhkan dukungan produksi dalam negeri untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan.

Selama ini masih tingginya kebutuhan sejumlah barang itu masih dipenuhi melalui mekanisme impor. Dengan semakin mengalirnya investasi di sektor riil dan manufaktur akan meningkatkan kemampuan produksi nasional sebagai strategi import-substitution.

"Semakin berkurangnya impor juga akan membuat neraca perdagangan kita akan lebih kuat. Meningkatnya investasi juga akan semakin meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional," pungkas Firmanzah.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7090 seconds (0.1#10.140)