Apdasi Jabar protes minimnya kuota sapi impor
A
A
A
Sindonews.com - Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (Apdasi) Jawa Barat (Jabar) menyayangkan minimnya kuota sapi impor untuk Jabar. Akibatnya, harga daging sapi di kawasan ini tetap tinggi.
Ketua Apdasi Jabar Dadang Iskandar menyayangkan minimnya jatah sapi impor siap potong untuk Jabar. Dia mencontohkan, pasokan 2.500 sapi impor siap potong beberapa bulan lalu terbukti tidak mampu menekan harga sapi hingga harga ideal. Saat ini harga sapi masih pada kisaran Rp90 ribu sampai Rp95 ribu per kg.
"Kuota untuk Jabar terlalu sedikit. Kita paling banyak hanya mendapat 10 persen. Padahal, kebutuhan di Jabar lebih tinggi dari DKI Jakarta," beber Dadang di Bandung, Selasa (15/10/2013).
Menurutnya, pantas jika harga daging sapi di beberapa kota di Jabar lebih tinggi dibandingkan harga daging sapi di DKI Jakarta. Dia menuturkan, upaya pemerintah terus melakukan impor sapi bakalan dan sapi siap potong hingga akhir tahun, akan sia-sia jika kuota untuk Jabar minim.
Hal itu, kata dia, tetap tidak akan mampu menekan harga daging di pasaran. Data dari Kementerian Perdagangan RI, hingga Oktober 2013 sapi impor yang telah masuk ke Indonesia sebanyak 22.554 ekor. Terdiri atas 6.500 sapi siap potong dan 16.054 ekor sapi bakalan.
Rencananya, sampai akhir Oktober, pemerintah akan mendatangkan sapi sehingga jumlahnya menjadi 24.859 ekor sapi bakalan dan 26.250 ekor sapi siap potong.
Kementerian Pertanian, juga telah mengajukan impor 100.000 ekor sapi kepada Kemendag. Namun demikian, pemerintah belum menjelaskan akan didistribusikan kemana sapi-sapi tersebut. "Informasi yang kami dapat, 72.500 ekor sapi siap potong," pungkas Dadang.
Ketua Apdasi Jabar Dadang Iskandar menyayangkan minimnya jatah sapi impor siap potong untuk Jabar. Dia mencontohkan, pasokan 2.500 sapi impor siap potong beberapa bulan lalu terbukti tidak mampu menekan harga sapi hingga harga ideal. Saat ini harga sapi masih pada kisaran Rp90 ribu sampai Rp95 ribu per kg.
"Kuota untuk Jabar terlalu sedikit. Kita paling banyak hanya mendapat 10 persen. Padahal, kebutuhan di Jabar lebih tinggi dari DKI Jakarta," beber Dadang di Bandung, Selasa (15/10/2013).
Menurutnya, pantas jika harga daging sapi di beberapa kota di Jabar lebih tinggi dibandingkan harga daging sapi di DKI Jakarta. Dia menuturkan, upaya pemerintah terus melakukan impor sapi bakalan dan sapi siap potong hingga akhir tahun, akan sia-sia jika kuota untuk Jabar minim.
Hal itu, kata dia, tetap tidak akan mampu menekan harga daging di pasaran. Data dari Kementerian Perdagangan RI, hingga Oktober 2013 sapi impor yang telah masuk ke Indonesia sebanyak 22.554 ekor. Terdiri atas 6.500 sapi siap potong dan 16.054 ekor sapi bakalan.
Rencananya, sampai akhir Oktober, pemerintah akan mendatangkan sapi sehingga jumlahnya menjadi 24.859 ekor sapi bakalan dan 26.250 ekor sapi siap potong.
Kementerian Pertanian, juga telah mengajukan impor 100.000 ekor sapi kepada Kemendag. Namun demikian, pemerintah belum menjelaskan akan didistribusikan kemana sapi-sapi tersebut. "Informasi yang kami dapat, 72.500 ekor sapi siap potong," pungkas Dadang.
(izz)