Sektor pertambangan jadi primadona investor asing
A
A
A
Sindonews.com - Pertambangan masih menjadi sektor yang paling menarik bagi investasi asing. Di mana pada triwulan III/2013 ini sektor tersebut menyumbang USD1,4 miliar atau 20,7 persen dari total realisasi investasi.
"Pertambangan ini juga terus mengalami peningkatan dari 2010," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar di kantornya, Rabu (23/10/2013).
Untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Manhendra menuturkan, sektor listrik, gas, dan air merupakan sektor yang paling diminati investor dalam negeri dengan total investasi triwulan III/2013 sebesar Rp15,6 triliun atau 46,7 persen.
"Tetapi secara umum ada peningkatan investasi manufaktur dari 20 menjadi 34 persen. Jadi sebenarnya added value barang mentah sudah berjalan," katanya.
Untuk lokasi Penanaman Modal Asing (PMA), lanjut Mahendra, Provinsi Jawa Barat menjadi tempat tujuan investasi asing pada triwulan III ini senilai USD2,2 miliar. Sedangkan untuk PMDN Provinsi Jawa Tengah merupakat favorit investor lokal dengan realisasi Rp9,7 triliun.
"Sedangkan untuk DKI Jakarta tentu bentuk investasi lahannya masih sulit dan mencari tenaga kerja yang terampil relatif lebih sulit, penyesuaian itu sangat wajar," pungkas dia.
"Pertambangan ini juga terus mengalami peningkatan dari 2010," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar di kantornya, Rabu (23/10/2013).
Untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Manhendra menuturkan, sektor listrik, gas, dan air merupakan sektor yang paling diminati investor dalam negeri dengan total investasi triwulan III/2013 sebesar Rp15,6 triliun atau 46,7 persen.
"Tetapi secara umum ada peningkatan investasi manufaktur dari 20 menjadi 34 persen. Jadi sebenarnya added value barang mentah sudah berjalan," katanya.
Untuk lokasi Penanaman Modal Asing (PMA), lanjut Mahendra, Provinsi Jawa Barat menjadi tempat tujuan investasi asing pada triwulan III ini senilai USD2,2 miliar. Sedangkan untuk PMDN Provinsi Jawa Tengah merupakat favorit investor lokal dengan realisasi Rp9,7 triliun.
"Sedangkan untuk DKI Jakarta tentu bentuk investasi lahannya masih sulit dan mencari tenaga kerja yang terampil relatif lebih sulit, penyesuaian itu sangat wajar," pungkas dia.
(izz)