Inflasi diyakini analis bantu ekonomi AS
A
A
A
Sindonews.com - Selama ini inflasi dianggap sebagai ancaman pajak (pungutan besar) dalam kehidupan modern. Namun, sejumlah ekonom menilai inflasi dapat membantu menggairahkan kembali pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang lemah.
Bank Sentral AS (Fed) telah bekerja selama puluhan tahun untuk menekan inflasi, tetapi para ekonom, termasuk Janet Yellen, calon Gubernur The Fed tahun depan, telah lama berpendapat bahwa inflasi sangat berharga ketika ekonomi lemah.
Menurutnya, naiknya harga membantu perusahaan meningkatkan keuntungan dan meningkatnya upah membantu peminjam membayar utang. "Inflasi juga mendorong orang dan bisnis untuk meminjam uang dan menghabiskan lebih cepat," ujarnya, seperti dilansir dari The New York Times, Sein (28/10/2013).
"Menimbang risiko politik, sosial dan ekonomi dari lanjutan pertumbuhan yang lambat setelah krisis keuangan di abad ini, ledakan inflasi moderat bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Ini harus dirangkul," timpal Kenneth S Rogoff, ekonom Harvard.
The Fed telah berusaha menekan inflasi sejak krisis keuangan untuk menjaga kenaikan harga sekitar 2 persen per tahun. Beberapa pejabat Fed mengutip inflasi lambat sebagai alasan, di samping mengurangi pengangguran untuk melanjutkan kampanye stimulus bank sentral.
Sementara Profesor Rogoff menilai Fed terlalu lemah. Dia berpendapat seharusnya inflasi didorong hingga 6 persen per tahun, tingkat yang tidak pernah terlihat sejak awal 1980-an.
Bank Sentral AS (Fed) telah bekerja selama puluhan tahun untuk menekan inflasi, tetapi para ekonom, termasuk Janet Yellen, calon Gubernur The Fed tahun depan, telah lama berpendapat bahwa inflasi sangat berharga ketika ekonomi lemah.
Menurutnya, naiknya harga membantu perusahaan meningkatkan keuntungan dan meningkatnya upah membantu peminjam membayar utang. "Inflasi juga mendorong orang dan bisnis untuk meminjam uang dan menghabiskan lebih cepat," ujarnya, seperti dilansir dari The New York Times, Sein (28/10/2013).
"Menimbang risiko politik, sosial dan ekonomi dari lanjutan pertumbuhan yang lambat setelah krisis keuangan di abad ini, ledakan inflasi moderat bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Ini harus dirangkul," timpal Kenneth S Rogoff, ekonom Harvard.
The Fed telah berusaha menekan inflasi sejak krisis keuangan untuk menjaga kenaikan harga sekitar 2 persen per tahun. Beberapa pejabat Fed mengutip inflasi lambat sebagai alasan, di samping mengurangi pengangguran untuk melanjutkan kampanye stimulus bank sentral.
Sementara Profesor Rogoff menilai Fed terlalu lemah. Dia berpendapat seharusnya inflasi didorong hingga 6 persen per tahun, tingkat yang tidak pernah terlihat sejak awal 1980-an.
(dmd)