Perdagangan dominasi kredit KCR
A
A
A
Sindonews.com - Sektor perdagangan masih mendominasi penyerapan kredit cinta rakyat (KCR) yang digulirkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar). Minimnya informasi bagi debitur, menjadi penyebab minimnya serapan sektor lainnya.
Padahal, KCR yang digulirkan menggunakan dana APBD Jabar itu cukup kompetitif. Menggunakan suku bunga ringan yaitu 8,3 persen dan 70 persen, agunan dijamin oleh lembaga penjamin kredit (PT Jamkrida).
Fasilitas tersebut mestinya dimanfaatkan debitur dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini kurang diperhatian perbankan konfensional seperti sekror pertanian dan perikanan.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Provinsi Jawa Barat, Anton Gustoni mengatakan, minimnya serapan KCR oleh sektor lainnya diperkirakan karena minimnya informasi bagi debitur.
"Perlu peran serta BPD yang membidangi KUMKM kabupaten/kota untuk mensosialisasikan program ini," jelas Anton di Bandung, Selasa (29/10/2013).
Data per September 2013, penyaluran KCR mencapai Rp219,1 miliar dari anggaran yang digulirkan Pemprov Jabar senilai Rp215 miliar. Tingkat pengembalian KCR hingga periode tersebut mencapai Rp66,237 miliar. Pinjaman tersebut mampu membiayai sebanyak 7.081 dibitur.
Sayangnya, dari pencapaian tersebut, sekitar 77,21 persen atau sekitar Rp170 miliar diserap sektor perdagangan. Sementara sektor lainnya seperti pertanian, hanya menyerapan 10,01 persen atau sekitar Rp21 miliar dari total plafon kredit pada periode tersebut.
Padahal, KCR yang digulirkan menggunakan dana APBD Jabar itu cukup kompetitif. Menggunakan suku bunga ringan yaitu 8,3 persen dan 70 persen, agunan dijamin oleh lembaga penjamin kredit (PT Jamkrida).
Fasilitas tersebut mestinya dimanfaatkan debitur dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini kurang diperhatian perbankan konfensional seperti sekror pertanian dan perikanan.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Provinsi Jawa Barat, Anton Gustoni mengatakan, minimnya serapan KCR oleh sektor lainnya diperkirakan karena minimnya informasi bagi debitur.
"Perlu peran serta BPD yang membidangi KUMKM kabupaten/kota untuk mensosialisasikan program ini," jelas Anton di Bandung, Selasa (29/10/2013).
Data per September 2013, penyaluran KCR mencapai Rp219,1 miliar dari anggaran yang digulirkan Pemprov Jabar senilai Rp215 miliar. Tingkat pengembalian KCR hingga periode tersebut mencapai Rp66,237 miliar. Pinjaman tersebut mampu membiayai sebanyak 7.081 dibitur.
Sayangnya, dari pencapaian tersebut, sekitar 77,21 persen atau sekitar Rp170 miliar diserap sektor perdagangan. Sementara sektor lainnya seperti pertanian, hanya menyerapan 10,01 persen atau sekitar Rp21 miliar dari total plafon kredit pada periode tersebut.
(izz)