PGN siap percepat pembangunan infrastruktus gas
A
A
A
Sindonews.com - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyatakan siap mempercepat pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi di Indonesia.
"Jika diberikan kepercayaan untuk mengelola gas bumi, PGN siap untuk membangun infrastruktur gas bumi agar pemanfaatannya dapat dinikmati oleh lebih banyak masyarakat," kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGN Wahid Sutopo dalam rilsinya, Jumat (8/11/2013).
PGN hingga saat ini telah membangun 6000 kilometer (km) pipa gas bumi di berbagai wilayah di Indonesia. Di samping itu, PGN juga telah membangun infrastruktur gas bumi, seperti Floating Storage Regatification Unit (FSRU) dan Mobile Refueling Unit (MRU) untuk mendukung konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi bagi industri dan sektor transportasi.
Program konversi BBM ke gas telah memberikan kontribusi terhadap ekonomi Indonesia. Wahid mengungkapkan, dengan menyalurkan gas bumi sebanyak 1600 MMSCFD atau setara 250 ribu barel minyak per hari (bph), PGN ikut berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga mencapai Rp200-Rp300 triliun per tahun.
"Daya saing Industri nasional juga semakin meningkat setelah memanfaatkan gas bumi. Bahkan perusahaan Indonesia mampu menjadi pemain utama bisnis kaca lembaran di Vietnam dan Australia lantaran menggunakan gas bumi, sehingga produknya sangat kompetitif," ujar Wahid.
Dia mengatakan, dana pembangunan infrastruktur gas tersebut dilakukan PGN secara mandiri tanpa membebani pemerintah. Sebagai BUMN yang diberikan modal awal oleh pemerintah hanya sebesar Rp1,4 triliun, PGN mampu membangun berbagai infrastruktur pipa gas bumi senilai Rp40 triliun.
Sementara itu, Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menegaskan, pemerintah akan terus mendorong konversi energi ke gas bumi dan energi terbarukan lainnya.
"Melalui pemanfaatan energi terbarukan seperti gas bumi dan biodisel negara bisa hemat sampai 100 ribu barel minyak per hari. Pemerintah terus berusaha agar konversi BBM ke gas bumi di sektor transportasi dapat segera terwujud. Saat ini beban impor BBM sudah sangat tinggi mencapai Rp900 miliar per hari,” jelasnya.
Susilo menegaskan, pemerintah akan menerapkan kebijakan open access pipa gas secara selektif untuk mendorong dan menjamin pembangunan infrastruktur gas bumi. Selain tidak semua pipa gas dapat digunakan secara akses terbuka (open access), perusahaan BUMN seperti PGN dan Pertagas sudah melaksanakan open access pada ruas pipa gasnya.
"Yang menjadi fokus ESDM adalah mewajibkan setiap perusahaan di sektor gas bumi untuk ikut membangun infrastruktur gas bumi. Pemerintah akan memperketat dan membatasi ruang kegiatan para trader-trader gas yang selama ini justru menciptakan beban biaya tinggi dan tidak menguntungkan negara," tandasnya.
"Jika diberikan kepercayaan untuk mengelola gas bumi, PGN siap untuk membangun infrastruktur gas bumi agar pemanfaatannya dapat dinikmati oleh lebih banyak masyarakat," kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGN Wahid Sutopo dalam rilsinya, Jumat (8/11/2013).
PGN hingga saat ini telah membangun 6000 kilometer (km) pipa gas bumi di berbagai wilayah di Indonesia. Di samping itu, PGN juga telah membangun infrastruktur gas bumi, seperti Floating Storage Regatification Unit (FSRU) dan Mobile Refueling Unit (MRU) untuk mendukung konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi bagi industri dan sektor transportasi.
Program konversi BBM ke gas telah memberikan kontribusi terhadap ekonomi Indonesia. Wahid mengungkapkan, dengan menyalurkan gas bumi sebanyak 1600 MMSCFD atau setara 250 ribu barel minyak per hari (bph), PGN ikut berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga mencapai Rp200-Rp300 triliun per tahun.
"Daya saing Industri nasional juga semakin meningkat setelah memanfaatkan gas bumi. Bahkan perusahaan Indonesia mampu menjadi pemain utama bisnis kaca lembaran di Vietnam dan Australia lantaran menggunakan gas bumi, sehingga produknya sangat kompetitif," ujar Wahid.
Dia mengatakan, dana pembangunan infrastruktur gas tersebut dilakukan PGN secara mandiri tanpa membebani pemerintah. Sebagai BUMN yang diberikan modal awal oleh pemerintah hanya sebesar Rp1,4 triliun, PGN mampu membangun berbagai infrastruktur pipa gas bumi senilai Rp40 triliun.
Sementara itu, Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menegaskan, pemerintah akan terus mendorong konversi energi ke gas bumi dan energi terbarukan lainnya.
"Melalui pemanfaatan energi terbarukan seperti gas bumi dan biodisel negara bisa hemat sampai 100 ribu barel minyak per hari. Pemerintah terus berusaha agar konversi BBM ke gas bumi di sektor transportasi dapat segera terwujud. Saat ini beban impor BBM sudah sangat tinggi mencapai Rp900 miliar per hari,” jelasnya.
Susilo menegaskan, pemerintah akan menerapkan kebijakan open access pipa gas secara selektif untuk mendorong dan menjamin pembangunan infrastruktur gas bumi. Selain tidak semua pipa gas dapat digunakan secara akses terbuka (open access), perusahaan BUMN seperti PGN dan Pertagas sudah melaksanakan open access pada ruas pipa gasnya.
"Yang menjadi fokus ESDM adalah mewajibkan setiap perusahaan di sektor gas bumi untuk ikut membangun infrastruktur gas bumi. Pemerintah akan memperketat dan membatasi ruang kegiatan para trader-trader gas yang selama ini justru menciptakan beban biaya tinggi dan tidak menguntungkan negara," tandasnya.
(rna)