Pemerintah prioritaskan pertanian di WTO
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Indonesia mulai mempersiapkan beberapa isu yang menjadi kepentingan negara di ajang Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 dalam forum World Trade Organization (WTO) atau organisasi perdagangan dunia yang akan digelar pada 3-6 Desember 2013 di Nuas Dua, Bali.
Hari ini, para pengusaha dan akademisi akan membahas persiapan WTO. Ada beberapa poin yang menjadi issue utama adalah terkait sektor pertanian, industri, dan jasa.
Direktur Jendral Kerjasama Perdagangan Intenasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo mengatakan, tiga aspek yaitu pertanian, industri dan jasa menjadi fokus yang akan dibahas oleh negara berkembang seperti Indonesia, khususnya untuk pertanian.
"Pertanian tetap akan menjadi permasalahan dan fokus untuk kita selesaikan secara bersama. Mengingat kebutuhan pangan yang terus meningkat. Kemudian industri dan jasa juga bersama pertaninan menjadi fokus bersama," ungkap Iman, Selasa (12/11/2013).
Dia juga menganggap bahwa dibukanya keran ekonomi dalam WTO kemugkinan akan membuat industri dalam negeri akan kalah bersaing dengan barang-barang produksi negara maju. Tetapi Indonesia sendiri juga mempunyai kepentingan terhadap dibebaskannya biaya masuk produk-produk pertanian ke negara lain.
Hari ini, para pengusaha dan akademisi akan membahas persiapan WTO. Ada beberapa poin yang menjadi issue utama adalah terkait sektor pertanian, industri, dan jasa.
Direktur Jendral Kerjasama Perdagangan Intenasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo mengatakan, tiga aspek yaitu pertanian, industri dan jasa menjadi fokus yang akan dibahas oleh negara berkembang seperti Indonesia, khususnya untuk pertanian.
"Pertanian tetap akan menjadi permasalahan dan fokus untuk kita selesaikan secara bersama. Mengingat kebutuhan pangan yang terus meningkat. Kemudian industri dan jasa juga bersama pertaninan menjadi fokus bersama," ungkap Iman, Selasa (12/11/2013).
Dia juga menganggap bahwa dibukanya keran ekonomi dalam WTO kemugkinan akan membuat industri dalam negeri akan kalah bersaing dengan barang-barang produksi negara maju. Tetapi Indonesia sendiri juga mempunyai kepentingan terhadap dibebaskannya biaya masuk produk-produk pertanian ke negara lain.
(izz)