Hingga September BBN mengalami kenaikan 61%
A
A
A
Sindonews.com - Peningkatan akibat dari mandatori pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan non-subsidi mencapai 76 persen pada akhir September 2013, atau terjadi peningkatan 61 persen dibandingkan Agustus 2013.
"Sejak 1 September, masuk bulan ketiga sudah cukup bagus hasilnya. Jadi kalau dari target baru sekitar 50 persen dari pada yang kita targetkan. Meski demikian, jumlah ini sudah cukup bagus," ungkap Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)Dadan Kusdiana di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Dia menambahkan, realisasi mandatori bidesel pada akhir Oktober 2013, meningkat sebesar 14 persen dibandingkan September 2013.
Pemanfaatan pada September tersebut, telah menyumbang penghematan devisa bagi negara sebesar USD75,88 juta. Selain itu, telah terjadi penghematan subsidi sebesar USD2,84 juta.
"Saya yakin pencapaian di 2013 ini akan lebih tinggi dari 2011, dan terus naik. Di akhir 2013 kami yakin realisasi biodesel akan mencapai angka 900 kiloliter," ujarnya.
Saat ini pengembangan dan penyebaran Bahan Bakar Nabati (BBN) akan terus dilakukan hingga ke wilayah timur Indonesia. "Dari sisi lokasi masih terjadi kesulitan distribusi bidesel. Kami mendorong untuk segera ada produsen biodesel semakin ke timur. Saat ini masih terkosentrasi d wilayah barat," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian ESDM hari ini menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan pembahasan "Implementasi Mandatori Bahan Bakar Nabati (BBN)".
"Kita harapkan rapat koordinasi ini bisa membahas proyeksi kebutuhan BBM tahun 2013-2014 serta membahas kendala-kendala yang dihadapi serta mencari solusi," ungkap Dadan.
"Sejak 1 September, masuk bulan ketiga sudah cukup bagus hasilnya. Jadi kalau dari target baru sekitar 50 persen dari pada yang kita targetkan. Meski demikian, jumlah ini sudah cukup bagus," ungkap Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)Dadan Kusdiana di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Dia menambahkan, realisasi mandatori bidesel pada akhir Oktober 2013, meningkat sebesar 14 persen dibandingkan September 2013.
Pemanfaatan pada September tersebut, telah menyumbang penghematan devisa bagi negara sebesar USD75,88 juta. Selain itu, telah terjadi penghematan subsidi sebesar USD2,84 juta.
"Saya yakin pencapaian di 2013 ini akan lebih tinggi dari 2011, dan terus naik. Di akhir 2013 kami yakin realisasi biodesel akan mencapai angka 900 kiloliter," ujarnya.
Saat ini pengembangan dan penyebaran Bahan Bakar Nabati (BBN) akan terus dilakukan hingga ke wilayah timur Indonesia. "Dari sisi lokasi masih terjadi kesulitan distribusi bidesel. Kami mendorong untuk segera ada produsen biodesel semakin ke timur. Saat ini masih terkosentrasi d wilayah barat," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian ESDM hari ini menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan pembahasan "Implementasi Mandatori Bahan Bakar Nabati (BBN)".
"Kita harapkan rapat koordinasi ini bisa membahas proyeksi kebutuhan BBM tahun 2013-2014 serta membahas kendala-kendala yang dihadapi serta mencari solusi," ungkap Dadan.
(gpr)