Kenaikan BI Rate gerus margin PTPP tahun depan
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Keuangan PT PP Tbk (PTPP) Tumiyana mengaku, dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,5 persen belum dirasakan perseroan pada tahun ini. Pasalnya, fasilitas pinjaman yang dimiliki perseroan akan jatuh tempo pada tahun depan.
"Dampaknya pasti ada, kira-kira akan impact ke margin sekitar 5 persen. Tapi baru akan pengaruh tahun depan, bukan tahun ini. Tahun ini sudah closing," kata Tumiyana di Plaza PP, Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Kendati mengaku akan merasakan dampak atas kenaikan BI Rate, namun perseroan belum berencana mengurangi porsi pinjaman perbankan tahun depan.
"Kita lihat, kebetulan kita lihat di obligasi bagus. Kita punya rate 8,3 (idA) sekarang. Obligasi memang lebih bagus, tapi tidak melulu obligasi, kita campur-campur. Tetap ada (pinjaman) perbankan juga. Sekarang masih besar bank, porsinya 70:30, 30 obligasi dan 70 bank," papar dia.
Adapun, untuk fasilitas pinjaman perbankan yang saat ini dimiliki perseroan tergolong cukup besar, yakni mencapai Rp70 triliun yang diperoleh dari tiga bank.
"Perbankan rate-nya 10, belum naik average. Plafonnya besar, sekitar Rp70 triliun, tapi baru terpakai Rp1,9 triliun. Pinjaman ini dari tiga bank, ada BUMN ada private (swasta)," pungkas dia.
"Dampaknya pasti ada, kira-kira akan impact ke margin sekitar 5 persen. Tapi baru akan pengaruh tahun depan, bukan tahun ini. Tahun ini sudah closing," kata Tumiyana di Plaza PP, Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Kendati mengaku akan merasakan dampak atas kenaikan BI Rate, namun perseroan belum berencana mengurangi porsi pinjaman perbankan tahun depan.
"Kita lihat, kebetulan kita lihat di obligasi bagus. Kita punya rate 8,3 (idA) sekarang. Obligasi memang lebih bagus, tapi tidak melulu obligasi, kita campur-campur. Tetap ada (pinjaman) perbankan juga. Sekarang masih besar bank, porsinya 70:30, 30 obligasi dan 70 bank," papar dia.
Adapun, untuk fasilitas pinjaman perbankan yang saat ini dimiliki perseroan tergolong cukup besar, yakni mencapai Rp70 triliun yang diperoleh dari tiga bank.
"Perbankan rate-nya 10, belum naik average. Plafonnya besar, sekitar Rp70 triliun, tapi baru terpakai Rp1,9 triliun. Pinjaman ini dari tiga bank, ada BUMN ada private (swasta)," pungkas dia.
(rna)