Korea Selatan tahan suku bunga acuan 2,5%
A
A
A
Sindonews.com - Bank Sentral Korea Selatan (Korsel) menahan suku bunga acuan di angka 2,5 persen untuk bulan keenam, karena ekonomi menunjukkan pemulihan moderat dan inflasi tetap terkendali.
Bank sentral memperkirakan kenaikan akan stabil dalam beberapa bulan mendatang berkat kondisi baik di dalam dan luar negeri. Tapi, mereka melihat masih ada risiko penurunan termasuk ketidakpastian atas program stimulus AS dan kemungkinan lain stand-off anggaran di Washington.
Gubernur Bank Sentral Korsel, Kim Choong -Soo mengatakan, pertumbuhan ekonomi cenderung mendekati potensi penuh pada semester kedua tahun depan.
"Output gap (antara tingkat pertumbuhan yang dicapai dan potensi pertumbuhan) untuk saat ini tetap negatif. Tapi, gap negatif akan hilang pada semester kedua tahun depan," kata Kim, seperti dilansir dari AFP, Kamis (14/11/2013).
Kepada Dow Jones Newswires, ekonom HSBC Ronald Man mengatakan, output gap negatif berarti kegiatan ekonomi kinerjanya buruk. Sebagai ekonomi terbesar keempat di Asia, Korsel telah mulai menuju arah yang benar.
"Masih banyak yang harus dilakukan, yang berarti perbaikan lebih lanjut dalam angka makro dilakukan secara bertahap," terangnya.
Man berharap bank menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 2,75 persen pada kuartal ketiga tahun depan.
Bank sentral memperkirakan kenaikan akan stabil dalam beberapa bulan mendatang berkat kondisi baik di dalam dan luar negeri. Tapi, mereka melihat masih ada risiko penurunan termasuk ketidakpastian atas program stimulus AS dan kemungkinan lain stand-off anggaran di Washington.
Gubernur Bank Sentral Korsel, Kim Choong -Soo mengatakan, pertumbuhan ekonomi cenderung mendekati potensi penuh pada semester kedua tahun depan.
"Output gap (antara tingkat pertumbuhan yang dicapai dan potensi pertumbuhan) untuk saat ini tetap negatif. Tapi, gap negatif akan hilang pada semester kedua tahun depan," kata Kim, seperti dilansir dari AFP, Kamis (14/11/2013).
Kepada Dow Jones Newswires, ekonom HSBC Ronald Man mengatakan, output gap negatif berarti kegiatan ekonomi kinerjanya buruk. Sebagai ekonomi terbesar keempat di Asia, Korsel telah mulai menuju arah yang benar.
"Masih banyak yang harus dilakukan, yang berarti perbaikan lebih lanjut dalam angka makro dilakukan secara bertahap," terangnya.
Man berharap bank menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 2,75 persen pada kuartal ketiga tahun depan.
(dmd)