IHSG pekan depan diprediksi dalam tren melemah
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan diprediksi masih dalam tren melemah karena masih adanya potensi jual oleh investor asing.
"Diharapkan pelemahan dapat terbatas, sehingga tidak memperpanjang tren pelemahan yang terjadi," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam risetnya, Minggu (17/11/2013).
Dia memperkirakan, IHSG pekan depan akan berada pada rentang support 4.268-4.300 dan resisten 4.430-4.496. Menurut dia, IHSG membentuk pola menyerupai separating lines di bawah middle bollinger bands.
MACD bergerak mendatar dengan histogram positif yang sedikit memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic gagal bertahan dari penurunannya dan mendekati area oversold.
"IHSG sempat berada di bawah target support (4.387-4.455) dan mengakhirinya di kisaran target tersebut, sehingga memberi gambaran masih adanya potensi aksi jual yang melemahkan IHSG," ujar Reza.
Untuk pekan depan, beberapa data ekonomi yang akan menjadi perhatian sentimen, dia menjelaskan, housing prices, FDI, & CB leading economic index China; PPI Korea Selatan; CB leading index Australia; leading composite index, balance of trade, all industry activity index, export-import Jepang.
Selain itu, ZEW economic sentiment index, PPI, ZEW current conditions Jerman; BoE minutes Inggris; current account, balance of trade zona Eropa; overall net capital flows, NAHB housing market index, Fed’sBernanke speech, retail sales, inflation rate, existing home sales, business inventories, & redbook AS dan lainnya.
Adapun, sektor yang disarankan untuk dicermati pada perdagangan pekan depan, yakni sektor konsumer, pertambangan, properti dan perdagangan. Sementara saham-saham yang dapat diperhatikan, antara lain ICBP, SMRA, ADRO, AISA, ITMG, INDF, MAPI, BSDE, ELSA, LPKR, GLOB, CNKO, VIVA dan DGIK.
Sementara itu, IHSG sepanjang pekan ini anjlok tajam mencapai 141,27 poin atau 3,22 persen atau di bawah pekan sebelumnya yang menguat 44,13 poin atau 1 persen.
Sentimen yang menekan IHSG, diantaranya kenaikan BI Rate, belum pulihnya laju nilai rupiah dan masih defisitnya neraca pembayaran BI serta masih adanya nett sell asing memberatkan IHSG untuk melanjutkan kenaikan.
Sepanjang pekan ini, asing semakin besar jualannya hingga mencapai Rp2,22 triliun atau lebih besar dari pekan sebelumnya senilai Rp1,15 triliun.
"Diharapkan pelemahan dapat terbatas, sehingga tidak memperpanjang tren pelemahan yang terjadi," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam risetnya, Minggu (17/11/2013).
Dia memperkirakan, IHSG pekan depan akan berada pada rentang support 4.268-4.300 dan resisten 4.430-4.496. Menurut dia, IHSG membentuk pola menyerupai separating lines di bawah middle bollinger bands.
MACD bergerak mendatar dengan histogram positif yang sedikit memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic gagal bertahan dari penurunannya dan mendekati area oversold.
"IHSG sempat berada di bawah target support (4.387-4.455) dan mengakhirinya di kisaran target tersebut, sehingga memberi gambaran masih adanya potensi aksi jual yang melemahkan IHSG," ujar Reza.
Untuk pekan depan, beberapa data ekonomi yang akan menjadi perhatian sentimen, dia menjelaskan, housing prices, FDI, & CB leading economic index China; PPI Korea Selatan; CB leading index Australia; leading composite index, balance of trade, all industry activity index, export-import Jepang.
Selain itu, ZEW economic sentiment index, PPI, ZEW current conditions Jerman; BoE minutes Inggris; current account, balance of trade zona Eropa; overall net capital flows, NAHB housing market index, Fed’sBernanke speech, retail sales, inflation rate, existing home sales, business inventories, & redbook AS dan lainnya.
Adapun, sektor yang disarankan untuk dicermati pada perdagangan pekan depan, yakni sektor konsumer, pertambangan, properti dan perdagangan. Sementara saham-saham yang dapat diperhatikan, antara lain ICBP, SMRA, ADRO, AISA, ITMG, INDF, MAPI, BSDE, ELSA, LPKR, GLOB, CNKO, VIVA dan DGIK.
Sementara itu, IHSG sepanjang pekan ini anjlok tajam mencapai 141,27 poin atau 3,22 persen atau di bawah pekan sebelumnya yang menguat 44,13 poin atau 1 persen.
Sentimen yang menekan IHSG, diantaranya kenaikan BI Rate, belum pulihnya laju nilai rupiah dan masih defisitnya neraca pembayaran BI serta masih adanya nett sell asing memberatkan IHSG untuk melanjutkan kenaikan.
Sepanjang pekan ini, asing semakin besar jualannya hingga mencapai Rp2,22 triliun atau lebih besar dari pekan sebelumnya senilai Rp1,15 triliun.
(rna)