Bos OJK: Pemahaman masyarakat soal jasa keuangan rendah
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad mengeluhkan masih banyaknya masyarakat Indonesia yang pengetahuan sektor jasa keuangannya sangat rendah.
Di satu sisi Muliaman mengaku bahwa masyarakat sebagai pengguna jasa keuangan merupakan elemen penting dari produk-produk jasa keuangan.
Muliaman bahkan memberikan survei yang telah dilakukan OJK pada tahun ini, di mana secara keseluruhan tingkat pengetahuan dan pemanfaatan produk jasa keuangan masyarakat Indonesia masih rendah.
Misalnya, kata dia, dari 8.000 responden di 27 provinsi, sektor perbankan memiliki pangsa pengguna produk terbesar walaupun hanya berkontribusi sebesar 22 persen dan tingkat pemahaman produk mencapai 57 persen.
"Untuk produk asuransi hanya 18 persen orang yang memahami produknya serta hanya 12 persen yang memanfaatkan," ujar dia Muliaman saat membuka acara Literasi Keuangan di JCC, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Dia juga mengungkapkan, masyarakat yang memahami produk pegadaian hanya 15 persen, namun pemanfaatannya hanya 5 persen. Sedangkan 10 persen masyarakat yang memahami lembaga pembiayaan dan hanya 6 persen yang memanfaatkan lembaga pembiayaan.
Sementara, untuk industri dana pensiun hanya 7 persen masyarakat yang memahami produk tersebut, sedangkan yang memanfaatkannya hanya 2 persen.
"Yang paling kecil adalah pasar modal. Di mana hanya 4 persen masyarakat yang memahami produk tersebut. Sedangkan untuk pemanfaatannya masih kurang 1 persen dari masyrakat yang memanfaatkan produk tersebut," imbuhnya.
Karena itu, dia merasa peningkatan akses kepada industri jasa keuangan merupakan langkah dasar yang sangat penting. "Terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita dengan edukasi," pungkas Muliaman.
Di satu sisi Muliaman mengaku bahwa masyarakat sebagai pengguna jasa keuangan merupakan elemen penting dari produk-produk jasa keuangan.
Muliaman bahkan memberikan survei yang telah dilakukan OJK pada tahun ini, di mana secara keseluruhan tingkat pengetahuan dan pemanfaatan produk jasa keuangan masyarakat Indonesia masih rendah.
Misalnya, kata dia, dari 8.000 responden di 27 provinsi, sektor perbankan memiliki pangsa pengguna produk terbesar walaupun hanya berkontribusi sebesar 22 persen dan tingkat pemahaman produk mencapai 57 persen.
"Untuk produk asuransi hanya 18 persen orang yang memahami produknya serta hanya 12 persen yang memanfaatkan," ujar dia Muliaman saat membuka acara Literasi Keuangan di JCC, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Dia juga mengungkapkan, masyarakat yang memahami produk pegadaian hanya 15 persen, namun pemanfaatannya hanya 5 persen. Sedangkan 10 persen masyarakat yang memahami lembaga pembiayaan dan hanya 6 persen yang memanfaatkan lembaga pembiayaan.
Sementara, untuk industri dana pensiun hanya 7 persen masyarakat yang memahami produk tersebut, sedangkan yang memanfaatkannya hanya 2 persen.
"Yang paling kecil adalah pasar modal. Di mana hanya 4 persen masyarakat yang memahami produk tersebut. Sedangkan untuk pemanfaatannya masih kurang 1 persen dari masyrakat yang memanfaatkan produk tersebut," imbuhnya.
Karena itu, dia merasa peningkatan akses kepada industri jasa keuangan merupakan langkah dasar yang sangat penting. "Terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita dengan edukasi," pungkas Muliaman.
(izz)