OECD: Prospek ekonomi negara berkembang berisiko

Selasa, 19 November 2013 - 18:49 WIB
OECD: Prospek ekonomi negara berkembang berisiko
OECD: Prospek ekonomi negara berkembang berisiko
A A A
Sindonews.com - Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, OECD mencatat pertumbuhan di negara maju akan mengambil kecepatan pada tahun ini serta mendatang, tapi sebagian besar akan melambat terutama negara-negara berkembang.

Jepang dan Zona Euro akan melakukan sedikit pertumbuhan lebih baik dari yang diperkirakan pada tahun kedua, berkat kebijakan penghematan, stimulus moneter dan kondisi keuangan yang membaik.

Namun, OECD melihat perekonomian AS akan tumbuh kurang dari ekspektasi, akibat disfungsi politik di Washington dan upaya pengurangan (tapering) stimulus moneter sebagai faktor yang dapat menghambat pemulihan.

Organisasi yang beranggotakan 34 negara demokrasi maju itu merevisi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) global untuk kedua kalinya hampir setengah persentase poin, menjadi 2,7 persen dan selanjutnya menjadi 3,6 persen. Dalam estimasi pertama untuk 2015, mereka meramalkan pertumbuhan 3,9 persen.

"Hasil tahun ini dan prospek jangka pendek sedikit lebih lemah daripada yang telah diperkirakan pada Mei, outlook ekonomi sebelumnya," kata OECD, seperti dilansir dari AFP, Selasa (19/11/2013).

Masa depan stimulus moneter di Amerika Serikat telah menjadi risiko sentral di seluruh dunia. Selain itu, untuk masalah lama seperti rapuhnya bank Zona Euro dan utang publik Jepang yang melonjak dalam satu dekade.

OECD mendesak Federal Reserve AS untuk mempertahankan kebijakan moneter dalam beberapa bulan ke depan, dan menyarankan Bank Sentral Eropa (ECB) mempertimbangkan tindakan tambahan moneter, jika tekanan deflasi meningkat.

Laporan terbaru outlook OECD mencatat bahwa kekhawatiran lama telah diperkuat dengan kekhawatiran baru, terutama kemungkinan ketidakstabilan keuangan yang signifikan di emerging economies (ekonomi negara berkembang) di saat kebijakan konvensional moneter Amerika Serikat keluar.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4516 seconds (0.1#10.140)