Kemendag izikan komoditas kopi diperdagangkan di BBJ
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi juga akan segera mengizinkan komoditas kopi untuk diperdagangkan dalam pasar spot di PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX).
Dengan instrumen ini dapat membuat perdagangan lebih mudah dan transparan karena dilakukan secara elektronik. Produsen kopi akan diuntungkan dengan skema ini dapat melakukan perdagangan secara internasional.
"Bursa berjangka akan lebih semarak dengan semakin banyak produknya. Kita harus dukung penguatan bursa berjangka supaya memiliki referensi harga produk sendiri untuk diekspor," ujar Bayu dalam sambutannya di acara Market Review 2013 dan Outlook 2014 Perdagangan Berjangka di Indonesia di Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Dia mengatakan, kedepan pihaknya akan menyiapkan kerjasama dengan Chicago Mercantile Exchange (CME). Dengan kerja sama ini diharapkan akan menjadi pintu bagi kepercayaan pasar internasional bertransaksi dan menjadikan bursa Indonesia sebagai acuan harga komoditas.
"Kita ingin mendorong transaksi dua bursa berjangka yang ada di Indonesia mencapai pertumbuhan 30 persen," ujarnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Yanuar Rizki menilai, masyarakat masih kurang melek terhadap bursa berjangka atau transaksi futures. Namun hal ini sebenarnya dapat disiasati dengan menyederhanakan konsep perdagangan tersebut sehingga bisa mudah dimengerti.
"Kalau bahasanya lebih sederhana pasti orang kaya di daerah akan menggunakannya. Karena secara prinsip mereka pasti sudah melakukannya sejak lama. Potensi aliran dana di daerah yang sangat besar masih terhambat karena tidak paham, dan ini lebih baik daripada menunggu dana luar negeri," terang Yanuar.
Dengan instrumen ini dapat membuat perdagangan lebih mudah dan transparan karena dilakukan secara elektronik. Produsen kopi akan diuntungkan dengan skema ini dapat melakukan perdagangan secara internasional.
"Bursa berjangka akan lebih semarak dengan semakin banyak produknya. Kita harus dukung penguatan bursa berjangka supaya memiliki referensi harga produk sendiri untuk diekspor," ujar Bayu dalam sambutannya di acara Market Review 2013 dan Outlook 2014 Perdagangan Berjangka di Indonesia di Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Dia mengatakan, kedepan pihaknya akan menyiapkan kerjasama dengan Chicago Mercantile Exchange (CME). Dengan kerja sama ini diharapkan akan menjadi pintu bagi kepercayaan pasar internasional bertransaksi dan menjadikan bursa Indonesia sebagai acuan harga komoditas.
"Kita ingin mendorong transaksi dua bursa berjangka yang ada di Indonesia mencapai pertumbuhan 30 persen," ujarnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Yanuar Rizki menilai, masyarakat masih kurang melek terhadap bursa berjangka atau transaksi futures. Namun hal ini sebenarnya dapat disiasati dengan menyederhanakan konsep perdagangan tersebut sehingga bisa mudah dimengerti.
"Kalau bahasanya lebih sederhana pasti orang kaya di daerah akan menggunakannya. Karena secara prinsip mereka pasti sudah melakukannya sejak lama. Potensi aliran dana di daerah yang sangat besar masih terhambat karena tidak paham, dan ini lebih baik daripada menunggu dana luar negeri," terang Yanuar.
(gpr)