IHSG berpotensi lanjutkan pelemahan
A
A
A
Sindonews.com - Sisa 26 hari perdagangan menjelang penutupan (closing) di akhir tahun 2013, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terperosok diwarnai berbagai sentimen mulai dari kejatuhan Dow Jones hingga laju rupiah atas USD yang terus melemah ke level Rp11.650.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, ada potensi laju rupiah atas USD menuju level 12.000 dalam beberapa waktu ke depan. Selain itu, IHSG juga tengah diwarnai tajamnya kejatuhan komoditi emas dan nikel yang masing-masing sebesar 2,39 persen dan 0,73 persen, sehingga potensi pelemahannya sulit untuk dielakkan.
"Saya memperkirakan IHSG berpotensi turun dalam perdagangan Kamis ini, bahkan saya perlu menahan debaran jantung agar IHSG tidak tutup di bawah level 4.300," kata Edwin, Kamis (21/11/2013).
Dari sisi teknikal, laju IHSG masih menujukkan tren kejatuhan yang berlanjut. "Rentang IHSG 4.286-4.396. Pola bearish engulfing terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish reversal (pelemahan lanjutan)," ujar dia.
Dari luar negeri, terutama Amerika Serikat, apa yang dikhawatirkan investor kakap dan besar di Wall Street yang juga salah satu pemegang saham terbesar Apple, Carl Icahn yang mengatakan very cautious ada potensi Dow Jones akan turun tajam akhirnya terjadi.
Benar saja, Dow Jones turun 66,21 poin (0,41 persen) ditutup di level 15.900,82 disertai kenaikan The Vix 0,07 persen yang ditutup di level 13,4. Kejatuhan ini karena laba bersih banyak emiten dipenuhi pinjaman berbunga rendah ketimbang kekuatan akan menajemen.
Sentimen tersebut semakin kompleks karena dikaitkan dengan isi minutes meeting The Fed 29-30 Oktober lalu yang mengatakan bahwa Bank Sentral AS mungkin dapat memulai scale back paket stimulusnya dalam salah satu dari beberapa pertemuan FOMC Meeting terdekat mendatang, dimana FOMC Meeting terdekat akan dilakukan 17-18 Desember 2013.
Selain itu, merujuk kuatnya pertumbuhan retail sales Oktober, di luar mobil, BBM dan building material atau sering disebut core retail sales yang tumbuh 0,5 persen (di atas ekspektasi).
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, ada potensi laju rupiah atas USD menuju level 12.000 dalam beberapa waktu ke depan. Selain itu, IHSG juga tengah diwarnai tajamnya kejatuhan komoditi emas dan nikel yang masing-masing sebesar 2,39 persen dan 0,73 persen, sehingga potensi pelemahannya sulit untuk dielakkan.
"Saya memperkirakan IHSG berpotensi turun dalam perdagangan Kamis ini, bahkan saya perlu menahan debaran jantung agar IHSG tidak tutup di bawah level 4.300," kata Edwin, Kamis (21/11/2013).
Dari sisi teknikal, laju IHSG masih menujukkan tren kejatuhan yang berlanjut. "Rentang IHSG 4.286-4.396. Pola bearish engulfing terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish reversal (pelemahan lanjutan)," ujar dia.
Dari luar negeri, terutama Amerika Serikat, apa yang dikhawatirkan investor kakap dan besar di Wall Street yang juga salah satu pemegang saham terbesar Apple, Carl Icahn yang mengatakan very cautious ada potensi Dow Jones akan turun tajam akhirnya terjadi.
Benar saja, Dow Jones turun 66,21 poin (0,41 persen) ditutup di level 15.900,82 disertai kenaikan The Vix 0,07 persen yang ditutup di level 13,4. Kejatuhan ini karena laba bersih banyak emiten dipenuhi pinjaman berbunga rendah ketimbang kekuatan akan menajemen.
Sentimen tersebut semakin kompleks karena dikaitkan dengan isi minutes meeting The Fed 29-30 Oktober lalu yang mengatakan bahwa Bank Sentral AS mungkin dapat memulai scale back paket stimulusnya dalam salah satu dari beberapa pertemuan FOMC Meeting terdekat mendatang, dimana FOMC Meeting terdekat akan dilakukan 17-18 Desember 2013.
Selain itu, merujuk kuatnya pertumbuhan retail sales Oktober, di luar mobil, BBM dan building material atau sering disebut core retail sales yang tumbuh 0,5 persen (di atas ekspektasi).
(rna)