Porsi kredit UMK di Jabar sangat rendah
Porsi kredit UMK di Jabar sangat rendah
A
A
A
Sindonews.com - Kredit perbankan bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) di Jawa Barat (Jabar) baru sekitar 15 persen dari total kredit per September 2013 sekitar Rp236,6 triliun.
Rendahnya porsi kredit perbankan bagi usaha mikro ini menunjukkan belum adanya keberpihakan perbankan nasional. Sampai periode September 2013, total penyaluran kredit bagi UMK di Jabar mencapai Rp35,6 triliun.
Dari Rp35,6 triliun tersebut, sebesar Rp16 triliun diserap usaha mikro dan Rp19,6 triliun di serap usaha kecil. Serapan kredit UMK hanya sekitar 15 persen dari total penyaluran kredit perbankan di Jabar yang mencapai Rp236,6 triliun.
Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Kemitraan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Iwan Gunawan menilai penyaluran kredit bagi UMK di Jabar masih sangat rendah. Pencapaian tersebut masih jauh dari harapan.
Ekspansi perbankan membidik pelaku usaha mikro, ternyata belum berdampak signifikan bagi usaha mikro. Hal itu terlihat pada stagnannya pertumbuhan kredit UMK di kawasan ini.
"Kalau perbankan punya komitmen membiayai pelaku usaha mikro, mestinya jumlahnya lebih besar dari saat ini," jelas Iwan Senin (25/11/2013).
Komitmen perbankan, lanjut dia, mestinya dimotori perbankan pemerintah. Mereka mestinya memprioritaskan pemberian kredit bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
Rendahnya porsi kredit perbankan bagi usaha mikro ini menunjukkan belum adanya keberpihakan perbankan nasional. Sampai periode September 2013, total penyaluran kredit bagi UMK di Jabar mencapai Rp35,6 triliun.
Dari Rp35,6 triliun tersebut, sebesar Rp16 triliun diserap usaha mikro dan Rp19,6 triliun di serap usaha kecil. Serapan kredit UMK hanya sekitar 15 persen dari total penyaluran kredit perbankan di Jabar yang mencapai Rp236,6 triliun.
Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Kemitraan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Iwan Gunawan menilai penyaluran kredit bagi UMK di Jabar masih sangat rendah. Pencapaian tersebut masih jauh dari harapan.
Ekspansi perbankan membidik pelaku usaha mikro, ternyata belum berdampak signifikan bagi usaha mikro. Hal itu terlihat pada stagnannya pertumbuhan kredit UMK di kawasan ini.
"Kalau perbankan punya komitmen membiayai pelaku usaha mikro, mestinya jumlahnya lebih besar dari saat ini," jelas Iwan Senin (25/11/2013).
Komitmen perbankan, lanjut dia, mestinya dimotori perbankan pemerintah. Mereka mestinya memprioritaskan pemberian kredit bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
(izz)
Explore More