Bank Permata pimpin kredit sindikasi Rp380 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Permata Tbk (BNLI) memimpin pemberian kredit sindikasi senilai total Rp380 miliar kepada PT Andalan Finance Indonesia.
Dalam sindikasi ini, perseroan menggandeng beberapa bank lainnya seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi DI Yogyakarta, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, BPD Papua, dan BPD Jawa Tengah.
Senior Vice President Head Loan Syndication BNLI, Dedy Sahat mengatakan, sepanjang tahun ini perseroan telah menangani lima proses penyaluran sindikasi sebagai mandated arranger. Dari proses sindikasi tersebut perseroan memiliki jatah penyaluran kredit sebesar USD126 juta.
"Tahun ini porsi kami menyalurkan sindikasi lebih tinggi dari tahun lalu," ujar Dedy saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/11/2013).
Menurutnya, dalam menyalurkan kredit sindikasi perseroan tidak memfokuskan penyaluran bagi sektor tertentu. Terbukti dengan penyaluran sindikasi, perseroan memberikan tersebar pada berbagai sektor.
"Dari lima (kredit sindikasi) yang kami salurkan tahun ini semuanya tersebar, seperti industri kelapa sawit, tekstil, multifinance dan pertambangan," ujarnya.
Kredit sindikasi beberapa tahun belakangan telah menjadi instrumen pilihan indusri sebagai modal pendanaan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatkanya porsi kredit sindikasi yang disalurkan perbankan setiap tahun.
"Tahun depan kami targetkan sindikasi yang akan kami salurkan capai USD150 juta," ujar dia.
Dalam sindikasi ini, Permata Bank kembali bertindak sebagai mandated lead arranger yang kedua kalinya. Nilai kontribusi perseroan mencapai Rp100 miliar, sedangkan BPD DIY Rp80 miliar, BPD Jabar-Banten & Papua masing-masing Rp75 miliar, dan BPD Jateng Rp50 miliar.
Direktur Utama PT Andalan Finance Indonesia (AFI), Sebastianus Harno Budi kinerja perseroan per September 2013 mencatat pembiayaan baru (new booking) hampir mencapai Rp2 triliun. Nilai tersebut meningkat 77 persen dibanding periode yang sama 2012.
Atas hasil yang telah dicapai ini, AFI bertumbuh lebih dari 50 persen dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian yang tercermin dari target tingkat tunggakan piutang di atas 120 hari tidak lebih dari 0,7 persen. Di mana total aset telah mencapai lebih dari Rp3 triliun.
"Perseron akan memperkuat organisasi dan manajemen, pengembangan SDM dan teknologi informasi (TI), serta perluasan jaringan kantor pelayanan. Kami telah memiliki 20 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera," ujar Sebastianus dalam kesempatan yang sama.
Sementara, Direktur Pemasaran BPD Jateng Joko sambodo mengatakan, hanya memiliki porsi Rp50 miliar di sindikasi ini. Kerja sama ini merupakan proyek sindikasi pertama perseroan untuk finance.
"Biasanya kami di infrastruktur, namun ini dalam rangka penjajakan karena kami lihat potensinya bagus di konsumtif. Pinjaman ini untuk produktif, tapi dijadikan kredit konsumtif ke masyarakat," pungkas Joko.
Dalam sindikasi ini, perseroan menggandeng beberapa bank lainnya seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi DI Yogyakarta, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, BPD Papua, dan BPD Jawa Tengah.
Senior Vice President Head Loan Syndication BNLI, Dedy Sahat mengatakan, sepanjang tahun ini perseroan telah menangani lima proses penyaluran sindikasi sebagai mandated arranger. Dari proses sindikasi tersebut perseroan memiliki jatah penyaluran kredit sebesar USD126 juta.
"Tahun ini porsi kami menyalurkan sindikasi lebih tinggi dari tahun lalu," ujar Dedy saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/11/2013).
Menurutnya, dalam menyalurkan kredit sindikasi perseroan tidak memfokuskan penyaluran bagi sektor tertentu. Terbukti dengan penyaluran sindikasi, perseroan memberikan tersebar pada berbagai sektor.
"Dari lima (kredit sindikasi) yang kami salurkan tahun ini semuanya tersebar, seperti industri kelapa sawit, tekstil, multifinance dan pertambangan," ujarnya.
Kredit sindikasi beberapa tahun belakangan telah menjadi instrumen pilihan indusri sebagai modal pendanaan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatkanya porsi kredit sindikasi yang disalurkan perbankan setiap tahun.
"Tahun depan kami targetkan sindikasi yang akan kami salurkan capai USD150 juta," ujar dia.
Dalam sindikasi ini, Permata Bank kembali bertindak sebagai mandated lead arranger yang kedua kalinya. Nilai kontribusi perseroan mencapai Rp100 miliar, sedangkan BPD DIY Rp80 miliar, BPD Jabar-Banten & Papua masing-masing Rp75 miliar, dan BPD Jateng Rp50 miliar.
Direktur Utama PT Andalan Finance Indonesia (AFI), Sebastianus Harno Budi kinerja perseroan per September 2013 mencatat pembiayaan baru (new booking) hampir mencapai Rp2 triliun. Nilai tersebut meningkat 77 persen dibanding periode yang sama 2012.
Atas hasil yang telah dicapai ini, AFI bertumbuh lebih dari 50 persen dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian yang tercermin dari target tingkat tunggakan piutang di atas 120 hari tidak lebih dari 0,7 persen. Di mana total aset telah mencapai lebih dari Rp3 triliun.
"Perseron akan memperkuat organisasi dan manajemen, pengembangan SDM dan teknologi informasi (TI), serta perluasan jaringan kantor pelayanan. Kami telah memiliki 20 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera," ujar Sebastianus dalam kesempatan yang sama.
Sementara, Direktur Pemasaran BPD Jateng Joko sambodo mengatakan, hanya memiliki porsi Rp50 miliar di sindikasi ini. Kerja sama ini merupakan proyek sindikasi pertama perseroan untuk finance.
"Biasanya kami di infrastruktur, namun ini dalam rangka penjajakan karena kami lihat potensinya bagus di konsumtif. Pinjaman ini untuk produktif, tapi dijadikan kredit konsumtif ke masyarakat," pungkas Joko.
(izz)