Hipmi Jaya: Pemilu 2014 turut dorong pertumbuhan ekonomi
A
A
A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2014 akan ada di range 5,8-6,2 persen. Itu adalah range yang relatif di atas pertumbuhan ekonomi 2013 yang diperkirakan akan ditutup di level 5,7 persen.
Beberapa lembaga keuangan dan riset Internasional seperti Bank Dunia, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5,8 persen, bahkan ada lembaga yang memprediksi serendah-rendahnya di level 4,9 persen.
Anggota Hipmi Jaya Yuke Yurike menilai, perspektif optimis di antaranya melihat bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hal lain yang juga perlu diperhitungkan, adalah resilience atau daya tahan dari sektor UMKM Indonesia, yang sampai detik ini masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional, dimana diperkirakan akan terus melakukan investasi, membuka lapangan pekerjaan dan berkontribusi pada PDB.
"Dari sisi eksternal, keyakinan akan membaiknya perekonomian global, khususnya AS dan Eropa, akan kembali meningkatkan kebutuhan bahan baku mentah sehingga harga komoditas di pasar internasional yang akan merangsang ekspor nasional," kata Yuke pada bincang-bincang ekonomi Hipmi: Meneropong peluang investasi dan bisnis 2014 di Financial Hall, Graha Niaga, Rabu (27/11/2013).
Namun menurut Yuke, ada juga beberapa variabel analisa yang pesimistik yang menjadi catatan, di antaranya diperkirakan bahwa investasi sebagai sumber pertumbuhan terbesar setelah konsumsi rumah tangga, akan turun pada 2014. Ini menjadi konsekuensi kebijakan pengetatan likuiditas. Sedangkan sumbangan kegiatan Pemilu bagi konsumsi rumah tangga diperkirakan tidak akan signifikan mendorong pertumbuhan.
Pemilu juga menjadi isu tersediri, dimana ada kekhawatiran potensi instabilitas akibat peningkatan dinamika politik dalam menyambut Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.
"Dari aspek eksternal, dikhawatirkan tendensi kebijakan pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat di 2014, akan berdampak pada banyak negara di dunia, termasuk Indonesia," pungkas Yuke.
Beberapa lembaga keuangan dan riset Internasional seperti Bank Dunia, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5,8 persen, bahkan ada lembaga yang memprediksi serendah-rendahnya di level 4,9 persen.
Anggota Hipmi Jaya Yuke Yurike menilai, perspektif optimis di antaranya melihat bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hal lain yang juga perlu diperhitungkan, adalah resilience atau daya tahan dari sektor UMKM Indonesia, yang sampai detik ini masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional, dimana diperkirakan akan terus melakukan investasi, membuka lapangan pekerjaan dan berkontribusi pada PDB.
"Dari sisi eksternal, keyakinan akan membaiknya perekonomian global, khususnya AS dan Eropa, akan kembali meningkatkan kebutuhan bahan baku mentah sehingga harga komoditas di pasar internasional yang akan merangsang ekspor nasional," kata Yuke pada bincang-bincang ekonomi Hipmi: Meneropong peluang investasi dan bisnis 2014 di Financial Hall, Graha Niaga, Rabu (27/11/2013).
Namun menurut Yuke, ada juga beberapa variabel analisa yang pesimistik yang menjadi catatan, di antaranya diperkirakan bahwa investasi sebagai sumber pertumbuhan terbesar setelah konsumsi rumah tangga, akan turun pada 2014. Ini menjadi konsekuensi kebijakan pengetatan likuiditas. Sedangkan sumbangan kegiatan Pemilu bagi konsumsi rumah tangga diperkirakan tidak akan signifikan mendorong pertumbuhan.
Pemilu juga menjadi isu tersediri, dimana ada kekhawatiran potensi instabilitas akibat peningkatan dinamika politik dalam menyambut Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.
"Dari aspek eksternal, dikhawatirkan tendensi kebijakan pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat di 2014, akan berdampak pada banyak negara di dunia, termasuk Indonesia," pungkas Yuke.
(gpr)