PLN akan terbitkan surat utang Rp1,67 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero berencana menerbitkan surat utang dengan total mencapai Rp1,67 triliun. Surat utang itu terdiri atas Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2013 sebesar Rp1,244 triliun dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2013 sebesar Rp429 miliar.
Sekretaris Perusahaan PLN Adi Supriono mengatakan, total penerbitan untuk Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebanyak-banyaknya sebesar Rp10 triliun untuk Obligasi dan sebanyak-banyaknya sebesar Rp2 triliun untuk Sukuk Ijarah.
"Jangka waktu Obligasi dan Sukuk Ijarah berkelanjutan tersebut ditawarkan selama 10 tahun dan 5 tahun untuk obligasi konvensional, dengan kupon sebesar 9,6 persen untuk tenor 10 tahun dan 9 persen untuk tenor 5 tahun," kata Adi dalam rilisnya kepada Sindonews, Rabu (27/11/2013).
Sementara untuk sukuk ijarah, dia menjelaskan, ditawarkan selama 10 tahun dan 5 tahun, dengan tingkat cicilan imbalan ijarah yang setara. Spread margin kupon obligasi PLN tersebut sekitar 1 persen di atas dari yield obligasi pemerintah.
Adapun, dana hasil penerbitan Obligasi dan Sukuk ijarah Berkelanjutan tahap II tahun 2013 untuk membiayai kegiatan investasi fasilitas kelistrikan, berupa jaringan transmisi dan distribusi di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Untuk proses penerbitan surat utang tersebut, PLN kembali menunjuk Bahana Securities, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas dan PT Standard Chartered Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi. Sedangkan wali amanat dipercayakan ke PT Bank Permata Tbk.
Salah satu pertimbangan untuk berinvestasi di Obligasi dan Sukuk Ijarah PLN adalah dengan perkiraan pertumbuhan permintaan tenaga listrik nasional rata-rata lebih kurang 8,65 persen per tahun untuk 10 tahun mendatang dan keterbatasan kapasitas pasokan tenaga listrik di Indonesia memberikan kesempatan pada PLN untuk terus tumbuh.
Dana yang dihimpun pada penawaran umum ini di bawah target korporasi karena index yield pemerintah mengalami kenaikan sejak PLN mengumumkan akan melakukan penawaran umum pada 1 November 2013, dan terjadi kenaikan BI Rate sebesar 0,25 persen pada 12 November 2013.
"Untuk itu, PLN akan memanfaatkan sumber pendanaan lainnya yang berasal dari sindikasi beberapa bank terbesar dalam negeri, yang telah disepakati PLN pada akhir 2012," tutur dia.
Sekretaris Perusahaan PLN Adi Supriono mengatakan, total penerbitan untuk Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebanyak-banyaknya sebesar Rp10 triliun untuk Obligasi dan sebanyak-banyaknya sebesar Rp2 triliun untuk Sukuk Ijarah.
"Jangka waktu Obligasi dan Sukuk Ijarah berkelanjutan tersebut ditawarkan selama 10 tahun dan 5 tahun untuk obligasi konvensional, dengan kupon sebesar 9,6 persen untuk tenor 10 tahun dan 9 persen untuk tenor 5 tahun," kata Adi dalam rilisnya kepada Sindonews, Rabu (27/11/2013).
Sementara untuk sukuk ijarah, dia menjelaskan, ditawarkan selama 10 tahun dan 5 tahun, dengan tingkat cicilan imbalan ijarah yang setara. Spread margin kupon obligasi PLN tersebut sekitar 1 persen di atas dari yield obligasi pemerintah.
Adapun, dana hasil penerbitan Obligasi dan Sukuk ijarah Berkelanjutan tahap II tahun 2013 untuk membiayai kegiatan investasi fasilitas kelistrikan, berupa jaringan transmisi dan distribusi di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Untuk proses penerbitan surat utang tersebut, PLN kembali menunjuk Bahana Securities, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas dan PT Standard Chartered Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi. Sedangkan wali amanat dipercayakan ke PT Bank Permata Tbk.
Salah satu pertimbangan untuk berinvestasi di Obligasi dan Sukuk Ijarah PLN adalah dengan perkiraan pertumbuhan permintaan tenaga listrik nasional rata-rata lebih kurang 8,65 persen per tahun untuk 10 tahun mendatang dan keterbatasan kapasitas pasokan tenaga listrik di Indonesia memberikan kesempatan pada PLN untuk terus tumbuh.
Dana yang dihimpun pada penawaran umum ini di bawah target korporasi karena index yield pemerintah mengalami kenaikan sejak PLN mengumumkan akan melakukan penawaran umum pada 1 November 2013, dan terjadi kenaikan BI Rate sebesar 0,25 persen pada 12 November 2013.
"Untuk itu, PLN akan memanfaatkan sumber pendanaan lainnya yang berasal dari sindikasi beberapa bank terbesar dalam negeri, yang telah disepakati PLN pada akhir 2012," tutur dia.
(rna)