PermataBank incar Rp7 T dari dua obligasi akhir 2013
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Permata Tbk (BNLI) menargetkan penghimpunan dana mencapai Rp7 triliun dalam dua Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi yang akan diterbitkan perseroan. Obligasi yang akan diterbitkan akhir tahun ini tersebut terdiri dari senior bond (obligasi) berkelanjutan I dan obligasi subordinasi berkelanjutan II.
Direktur Keuangan BNLI Sandeep Jain mengatakan, untuk obligasi berkelanjutan I memiliki target dana Rp3,5 triliun dalam dua tahun kedepan. Untuk tahap pertama ditargetkan penawaran sebesar Rp1,5 triliun di akhir tahun ini.
Obligasi ini akan terdiri dari Seri A dan/atau Seri B, dimana Seri A akan memiliki waktu 370 hari dan kisaran kupon 9,00-10,00 persen per tahun. Untuk seri B memiliki tenor 3 tahun dengan kisaran kupon 9,50-10,50 persen per tahun.
"Dana yang dihimpun dari obligasi akan digunakan untuk ekspansi kredit tahun depan," ujar Sandeep dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Dia melanjutkan, untuk obligasi subordinasi berkelanjutan II juga menargetkan dana Rp3,5 triliun dalam dua tahun. Di tahap pertama akan ditawarkan sebesar Rp1 triliun dengan tenor tujuh tahun. Sedangkan kupon indikasi di kisaran 11-11,75 persen per tahunnya. Dana yang dihimpun dari sini akan digunakan sebagai modal pelengkap level bawah (lower tier II capital) sesuai aturan BI.
"Sebesar Rp800 miliar dari dana yang diterima akan digunakan untuk meningkatkan saham PT Astra Sedaya Finance. Sedangkan kalau ada sisanya akan digunakan untuk penyaluran kredit," ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kedua obligasi tersebut akan dihargai 100 persen dari nilai nominalnya dengan pembayaran kupon yang akan dilakukan setiap tiga bulan. Penetapan final atas jumlah, tipe seri dari obligasi dan besarnya kupon akan dilakukan setelah selesainya penawaran awal (book building).
Selain itu, perseroan juga sedang melakukan peningkatan modal sebesar Rp1,5 triliun melalui Penawaran Umum Terbatas VI (rights issue). Dana yang diterima akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan di ASF.
"Dana dari rights issue akan masuk pada minggu ketiga Januari tahun depan. Kedua istrumen akan menjaga permodalan kami tetap kuat setelah penambahan modal ke ASF, serta menguntungkan investor," ujarnya.
Obligasi dan Obligasi Subordinasi memiliki peringkat yang kuat dengan idAA+ dan idAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Hal ini mencerminkan kemampuan perseroan dalam berkomitmen melunasi hutang.
Sementara itu penerbitan dua obligasi ini difasilitasi oleh penjamin pelaksana emisi yaitu PT Standard Chartered Securities, PT Mandiri Sekuritas, PT RHB OSK Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities. Sedangkan PT Bank CIMB Niaga sebagai wali amanat.
Direktur Keuangan BNLI Sandeep Jain mengatakan, untuk obligasi berkelanjutan I memiliki target dana Rp3,5 triliun dalam dua tahun kedepan. Untuk tahap pertama ditargetkan penawaran sebesar Rp1,5 triliun di akhir tahun ini.
Obligasi ini akan terdiri dari Seri A dan/atau Seri B, dimana Seri A akan memiliki waktu 370 hari dan kisaran kupon 9,00-10,00 persen per tahun. Untuk seri B memiliki tenor 3 tahun dengan kisaran kupon 9,50-10,50 persen per tahun.
"Dana yang dihimpun dari obligasi akan digunakan untuk ekspansi kredit tahun depan," ujar Sandeep dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Dia melanjutkan, untuk obligasi subordinasi berkelanjutan II juga menargetkan dana Rp3,5 triliun dalam dua tahun. Di tahap pertama akan ditawarkan sebesar Rp1 triliun dengan tenor tujuh tahun. Sedangkan kupon indikasi di kisaran 11-11,75 persen per tahunnya. Dana yang dihimpun dari sini akan digunakan sebagai modal pelengkap level bawah (lower tier II capital) sesuai aturan BI.
"Sebesar Rp800 miliar dari dana yang diterima akan digunakan untuk meningkatkan saham PT Astra Sedaya Finance. Sedangkan kalau ada sisanya akan digunakan untuk penyaluran kredit," ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kedua obligasi tersebut akan dihargai 100 persen dari nilai nominalnya dengan pembayaran kupon yang akan dilakukan setiap tiga bulan. Penetapan final atas jumlah, tipe seri dari obligasi dan besarnya kupon akan dilakukan setelah selesainya penawaran awal (book building).
Selain itu, perseroan juga sedang melakukan peningkatan modal sebesar Rp1,5 triliun melalui Penawaran Umum Terbatas VI (rights issue). Dana yang diterima akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan di ASF.
"Dana dari rights issue akan masuk pada minggu ketiga Januari tahun depan. Kedua istrumen akan menjaga permodalan kami tetap kuat setelah penambahan modal ke ASF, serta menguntungkan investor," ujarnya.
Obligasi dan Obligasi Subordinasi memiliki peringkat yang kuat dengan idAA+ dan idAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Hal ini mencerminkan kemampuan perseroan dalam berkomitmen melunasi hutang.
Sementara itu penerbitan dua obligasi ini difasilitasi oleh penjamin pelaksana emisi yaitu PT Standard Chartered Securities, PT Mandiri Sekuritas, PT RHB OSK Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities. Sedangkan PT Bank CIMB Niaga sebagai wali amanat.
(gpr)