SBY siap bekingi industri sawit Indonesia

Kamis, 28 November 2013 - 19:05 WIB
SBY siap bekingi industri sawit Indonesia
SBY siap bekingi industri sawit Indonesia
A A A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, konferensi Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) ke-9 and 2014 Price Outlook sangat penting di saat ekonomi dunia masih bergejolak, terutana di negara-negara berkembang (emerging market).

“Tentu kita tidak dapat menunggu pulihnya ekonomi global, karena itu secara domestik harus kita mulai. Kalau perlu, tahun ini dan tahun mendatang kita harus memperkuat pasar domestik,” ujar SBY saat membuka Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) ke-9 and 2014 Price Outlook yang diselenggarakan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Kamis (28/11/2013).

SBY lantas mengisahkan bagaimana pemerintah menyelesaikan isu lingkungan terkait pengembangan kelapa sawit ini. Ia mengemukakan, sejak 2007 telah berbicara dengan sejumlah pihak, baik pemimpin negara asing/tetangga, maupun dengan kelompok-kelompok NGO yang menuding perusahaan kelapa sawit Indonesia berpotensi merusak lingkungan, dan karenanya patut diembargo, dihambat dan ditolak.

“Intisari yang dapat disampaikan dalam persoalan sawit yaitu memang ada sejumlah isu yang harus kita kelola dan perjuangkan, yang disebut tri plus one. Pertama isu tentang harga, kedua trade barier, hambatan perdagangan. Ketiga, isu tentang lingkungan. Dan isu plusnya isu sosial yang harus ditangani dengan bijak,” papar SBY.

Mengenai masalah harga, menurut SBY, harga yang diinginkan adalah harga yang baik dan stabil tapi tidak terllu rendah. Solusi jangka menengah dan panjang adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonmi dunia, global economic growth. Dan juga secara domestik adalah tahun mendatang memperkuat pasar domestik.

Presiden mengatakan, minimal 20 persen dari solar biofuel bisa disumbang dari palm oil. Kalau ini bisa di lakukan, Indonesia akan punya demand besar secara domestik, dan insentif ini akan baik bagi harga komoditas.

Terkait hal ini, Presiden SBY mengaku telah berbicara dengan Menteri Pertanian. Ia ingin bulan depan segera dirumuskan. “Kalau harus ada Inpres atau Perpres akan saya keluarkan, yang penting cepat. Kalau ada ide baik, policy baik tidak cepat dijalankan akan masuk angin, nanti muncul lagi masalah baru,” tutur Presiden.

SBY menyampaikan, ia telah meminta Mensesneg untuk menghubungi menteri terkait agar segera bisa duduk bersama, Menteri ESDM, Menteri Pertanian, Dirut Pertamina, Mendag, dan kalangan industri agar ide bagis ini bisa segera dilaksanakan.

Mengenai Hambatan perdagangan, Presiden menekankan untuk melakukan negosiasi, jangan mudah menyerah, kalau perlu fight. “Jangan mau karena persaingan dagang Indonesia dicari-cari alasan, ini merusak lingkungan atau bagaimanalah, kita harus perjuangkan keadilan,” pinta Presiden.

Menurut Presiden, solusinya adalah kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha antara Indonesia dan negara-negara sahabat. “Kita akan bekerja, dan tidak perlu dihawatirkan bahwa pemerintah akan gigih membikin hambatan berkurang atau suatu saat tidak ada lagi,” papar Presiden SBY.

Adapun soal lingkungan, Presiden SBY mengakui Indonesia sudah divonis kelapa sawit merusak lingkungan. “Solusinya, saya ingin saudara pemimpin industri kelapa sawit dan idustri jangan merusak lingkungan, Presuden dan menteri sudah pasang badan, jangan sampai kita fight pada tingkat internasional, di antara kita ada yang earless terhadap lingkungan,” pinta Presiden.

Kepala Negara mengajak perusahaan-perusahaan kelapa sawait agar membangun kemitraan dengan LSM-LSM, bukan sebaliknya dijadikan musuh. “Lakukanlah opinion building sebab kalau tidak kita divonis seolah-olah industri kelapa sawit merusak lingkungan. Gunakan cara yang cerdas dan riil bahwa saudara menjaga kelestarian lingkungan,” tutur Kepala Negara.

Adapun mengenai yang one nya, kata Presiden SBY, adalah cegah konflik, libatkan masyarakat dan berikan pekerjaan. Presiden meyakinkan, kalau kawasan kelapa sawit tumbuh pastikan masyarakat juga tumbuh. Pastikan penghasilan masyarakat baik.

“Kalau mereka punya lapangan pekerjaan tidak perlu hawatir akan terjadi konflik, kekarasan atau masalah sosial. Itulah konsep pembangunan yg inklusif, ajak mereka, saudara punya CSR, gunakan dengan baik, karena itu bagian dari modal sosial,” papar SBY.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6931 seconds (0.1#10.140)