SBY: KTM WTO memperteguh sistem perdagangan multilateral
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo bambang Yudhoyono (SBY) mengajak seluruh anggota World Trade Organization (WTO) untuk bersama-sama menciptakan sistem perdagangan multilateral yang lebih mudah, adil, dan terbuka.
"Kita tunjukkan pada dunia bahwa kita mampu menata ulang perdagangan global. Dan kita punya kesempatan untuk mengupayakan kemudahan bagi perdagangan dunia yang lebih mudah, adil serta terbuka," kata Presiden dalam sambutannya ketika membuka Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Negara-Negara Anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke-9 di Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, dikutip dari situs Setkab, Selasa (3/12/2013).
Kepada seluruh delegasi, SBY menyatakan keyakinannya KTM ini akan memperteguh sistem perdagangan multilateral. Terlebih lagi, pertemuan di Bali sebagai kelanjutan dari kesepakatan bersejarah di Jenewa, yang mengahsilkan Agenda Pembangunan Doha (DDA).
Kendati pertemuan sebelumnya di Jenewa tidak membuahkan hasil, SBY mengingatkan semua negara anggota WTO telah sepakat untuk mereformasi sehingga akan membuka pasar bagi negara-negara kurang berkembang (LDC).
Pertemuan Bali, menurut SBY, juga akan menyiapkan landasan bagi tercapainya harapan baru bagi Agenda Pembangunan Doha. "Karenanya saya berharap pada Anda semua untuk membuat progres yang nyata dalam pertemuan di Bali ini,” pinta SBY.
Dalam acara yang dihadiri Dirjen WTO Roberto Azevedo itu, SBY mengharapkan Bali sebagai tempat pertemuan akan mengurai setiap kebuntuan, dan kemacetan. Presiden lalu menyebut pertemuan besar yang sukses terselenggara di Bali, seperti konferensi perubahan iklim pada 2007, dan sebelumnya pada 2003 KTT ASEAN menelorkan Bali Concord II.
Untuk mencapai hasil positif, SBY mengimbau seluruh delegasi, khususnya para menteri perdagangan, untuk memanfaatkan kemauan politik. "Kita semua harus luwes demi WTO yang lebih baik, demi kebaikan perekonomian kita, dan demi kebaikan seluruh rakyat di dunia," kata SBY.
KTM Ke-9 WTO di Bali, kata Presiden, merupakan kesempatan emas untuk membuat langkah besar menuju kesimpulan Putaran Doha. "Marilah kesempatan ini kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyatukan perbedaan di antara kita dan menyepakati aturan perdagangan baru yang akan memperkuat perekonomian global," pinta SBY.
Kepala Negara menegaskan, pertemuan Bali hanya akan membuahkan hasil, hanya bila seluruh delegasi tidak memandang yang lain sebagai kompetitor melain mitra.
Tampak hadir dalam pembukaan KTM WTO itu antara lain Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Soetardjo, dan Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Sebelum membuka KTM WTO, Presiden SBY didampingi Menlu Marty Natalegawa dan Mendag Gita Wirjawan telah melakukan pertemuan dengan Dirjen WTO Roberto Azevedo.
"Kita tunjukkan pada dunia bahwa kita mampu menata ulang perdagangan global. Dan kita punya kesempatan untuk mengupayakan kemudahan bagi perdagangan dunia yang lebih mudah, adil serta terbuka," kata Presiden dalam sambutannya ketika membuka Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Negara-Negara Anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke-9 di Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, dikutip dari situs Setkab, Selasa (3/12/2013).
Kepada seluruh delegasi, SBY menyatakan keyakinannya KTM ini akan memperteguh sistem perdagangan multilateral. Terlebih lagi, pertemuan di Bali sebagai kelanjutan dari kesepakatan bersejarah di Jenewa, yang mengahsilkan Agenda Pembangunan Doha (DDA).
Kendati pertemuan sebelumnya di Jenewa tidak membuahkan hasil, SBY mengingatkan semua negara anggota WTO telah sepakat untuk mereformasi sehingga akan membuka pasar bagi negara-negara kurang berkembang (LDC).
Pertemuan Bali, menurut SBY, juga akan menyiapkan landasan bagi tercapainya harapan baru bagi Agenda Pembangunan Doha. "Karenanya saya berharap pada Anda semua untuk membuat progres yang nyata dalam pertemuan di Bali ini,” pinta SBY.
Dalam acara yang dihadiri Dirjen WTO Roberto Azevedo itu, SBY mengharapkan Bali sebagai tempat pertemuan akan mengurai setiap kebuntuan, dan kemacetan. Presiden lalu menyebut pertemuan besar yang sukses terselenggara di Bali, seperti konferensi perubahan iklim pada 2007, dan sebelumnya pada 2003 KTT ASEAN menelorkan Bali Concord II.
Untuk mencapai hasil positif, SBY mengimbau seluruh delegasi, khususnya para menteri perdagangan, untuk memanfaatkan kemauan politik. "Kita semua harus luwes demi WTO yang lebih baik, demi kebaikan perekonomian kita, dan demi kebaikan seluruh rakyat di dunia," kata SBY.
KTM Ke-9 WTO di Bali, kata Presiden, merupakan kesempatan emas untuk membuat langkah besar menuju kesimpulan Putaran Doha. "Marilah kesempatan ini kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyatukan perbedaan di antara kita dan menyepakati aturan perdagangan baru yang akan memperkuat perekonomian global," pinta SBY.
Kepala Negara menegaskan, pertemuan Bali hanya akan membuahkan hasil, hanya bila seluruh delegasi tidak memandang yang lain sebagai kompetitor melain mitra.
Tampak hadir dalam pembukaan KTM WTO itu antara lain Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Soetardjo, dan Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Sebelum membuka KTM WTO, Presiden SBY didampingi Menlu Marty Natalegawa dan Mendag Gita Wirjawan telah melakukan pertemuan dengan Dirjen WTO Roberto Azevedo.
(gpr)