Software anti sadap tidak diproduksi massal
A
A
A
Sindonews.com - Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) RI menegaskan tidak akan memproduksi massal software anti sadap yang saat ini telah dikembangkan di Indonesia.
"Kita sudah punya softwarenya. Tapi tidak untuk diproduksi secara massal. Hanya untuk segmen tertentu saja," tegas Sekretaris Menteri Riset dan Teknologi Harry Purwanto pada seminar International Seminar & Conference on Learning Organization di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (4/12/2013).
Menurut dia, software ini sementara akan dikembangkan untuk segmen tertentu seperti pemerintahan. Walaupun, apabila dikomersilkan, banyak perusahaan telekomunikasi yang tertarik memproduksi produk ini.
"Kalau dijual secara komersil, pasti banyak perusahaan yang tertarik. Kedepan, aplikasi anti sadap dipastikan menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat," pungkas dia. Atas alasan itu, pemerintah belum berencana memproduksi secara massal.
Walaupun siap diproduksi, software anti sadap masih perlu penyempurnaan dan pengembangan teknologi. Terutama pada aplikasi penyaring suara yang bisanya menyebabkan handphone berkerja lebih berat.
Lebih lanjut Harry mengatakan, kendati inovasi teknologi aplikasi untuk gedjet terus berkembang, namun pemerintah masih kesulitan memfasilitasi produk tersebut laku secara komersil. "Sementara ini memang oleh PT INTI. Tapi memang terkendala soal kesepakatan hitung-hitungannya," jelas dia.
Namun, pemerintah terus berupaya menarik investor swasta membuat produk handphone dari inovasi anak negeri. Sejauh ini, kerja sama tersebut telah terjadi dengan Politron. Handphone tersebut menggunakan aplikasi buatan anak negeri.
Kemenristek juga terus berusaha menarik minat investor lainnya seperti Nokia, Samsung, menggunakan aplikasi buatan anak negeri. "Bisnis aplikasi sebenarnya sangat menjanjikan. Karena harganya sangat murah," imbuh dia.
Kedepan, kebutuhan aplikasi handphone akan sangat beragam. Berbagai aplikasi diyakini akan melayani kebutuhan manusia. Seperti aplikasi kesehatan, aplikasi bisnis, keperluan perkantoran, hingga aplikasi lifestyle.
"Gadget saat ini menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Setiap masyarakat rata-rata mengganti gadget satu tahun sekali," pungkas dia. Apabila peluang ini dimanfaatkan, akan sangat menjanjikan bagi industri dalam negeri.
"Kita sudah punya softwarenya. Tapi tidak untuk diproduksi secara massal. Hanya untuk segmen tertentu saja," tegas Sekretaris Menteri Riset dan Teknologi Harry Purwanto pada seminar International Seminar & Conference on Learning Organization di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (4/12/2013).
Menurut dia, software ini sementara akan dikembangkan untuk segmen tertentu seperti pemerintahan. Walaupun, apabila dikomersilkan, banyak perusahaan telekomunikasi yang tertarik memproduksi produk ini.
"Kalau dijual secara komersil, pasti banyak perusahaan yang tertarik. Kedepan, aplikasi anti sadap dipastikan menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat," pungkas dia. Atas alasan itu, pemerintah belum berencana memproduksi secara massal.
Walaupun siap diproduksi, software anti sadap masih perlu penyempurnaan dan pengembangan teknologi. Terutama pada aplikasi penyaring suara yang bisanya menyebabkan handphone berkerja lebih berat.
Lebih lanjut Harry mengatakan, kendati inovasi teknologi aplikasi untuk gedjet terus berkembang, namun pemerintah masih kesulitan memfasilitasi produk tersebut laku secara komersil. "Sementara ini memang oleh PT INTI. Tapi memang terkendala soal kesepakatan hitung-hitungannya," jelas dia.
Namun, pemerintah terus berupaya menarik investor swasta membuat produk handphone dari inovasi anak negeri. Sejauh ini, kerja sama tersebut telah terjadi dengan Politron. Handphone tersebut menggunakan aplikasi buatan anak negeri.
Kemenristek juga terus berusaha menarik minat investor lainnya seperti Nokia, Samsung, menggunakan aplikasi buatan anak negeri. "Bisnis aplikasi sebenarnya sangat menjanjikan. Karena harganya sangat murah," imbuh dia.
Kedepan, kebutuhan aplikasi handphone akan sangat beragam. Berbagai aplikasi diyakini akan melayani kebutuhan manusia. Seperti aplikasi kesehatan, aplikasi bisnis, keperluan perkantoran, hingga aplikasi lifestyle.
"Gadget saat ini menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Setiap masyarakat rata-rata mengganti gadget satu tahun sekali," pungkas dia. Apabila peluang ini dimanfaatkan, akan sangat menjanjikan bagi industri dalam negeri.
(gpr)