Mentan: Produktivitas pertanian meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Pertanian (Mentan), Suswono menyatakan, turunnya angka rumah tangga tani menunjukkan ada pergerakan dari sektor pertanian ke sektor lain. Seperti industri yang lebih bisa mensejahterakan rumah tangga yang semula mengandalkan hidupnya dari bertani.
"Penurunan jumlah rumah tangga tani dalam 10 tahun terakhir tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Karena meski jumlah rumah tangga tani turun pada kenyataannya produktivitas tetap meningkat. Sehingga nilai tukar petani pun meningkat," kata dia dalam rilisnya, Kamis (5/12/2013).
Mentan mencontohkan produksi beras. Di aman tahun lalu surplus hingga tiga juta ton dan tahun ini diperkirakan akan mencapai lebih dari lima juta ton. Bahkan pada 2014 target surplus beras mencapai 10 juta ton.
Suswono menyebutkan, di negara-negara maju jumlah rumah tangga petani sangat sedikit. Hanya sekitar lima persen dari jumlah populasi. Sementara, di Indonesia jumlah rumah tangga petani masih terbilang tinggi, sekitar 40 persen.
Menurutnya, dengan kepemilikan lahan yang rata-rata hanya 0,25 hektare di Jawa dan 0,30 hektare di luar Jawa, petani jelas sulit untuk sejahtera. Hal ini jelas berpengaruh terhadap tingginya alih profesi dari petani ke profesi lain.
"Minimal para petani harus memiliki tanah dua hektare baru kehidupannya agak lumayan," jelas dia.
Pihaknya juga tidak terlalu heran jika jumlah rumah tangga tani menurun. Hal itu bisa dilihat dari derasnya arus alih fungsi lahan pertanian, yang rata-rata secara nasional mencapai 100 ribu hektare per tahun.
"Sangat mungkin mereka yang memiliki lahan pertanian yang sempit, dan tidak bisa diandalkan untuk kehidupan menjual lahannya untuk kemudian berusaha di bidang lain yang mungkin lebih menjanjikan," pungkasnya.
"Penurunan jumlah rumah tangga tani dalam 10 tahun terakhir tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Karena meski jumlah rumah tangga tani turun pada kenyataannya produktivitas tetap meningkat. Sehingga nilai tukar petani pun meningkat," kata dia dalam rilisnya, Kamis (5/12/2013).
Mentan mencontohkan produksi beras. Di aman tahun lalu surplus hingga tiga juta ton dan tahun ini diperkirakan akan mencapai lebih dari lima juta ton. Bahkan pada 2014 target surplus beras mencapai 10 juta ton.
Suswono menyebutkan, di negara-negara maju jumlah rumah tangga petani sangat sedikit. Hanya sekitar lima persen dari jumlah populasi. Sementara, di Indonesia jumlah rumah tangga petani masih terbilang tinggi, sekitar 40 persen.
Menurutnya, dengan kepemilikan lahan yang rata-rata hanya 0,25 hektare di Jawa dan 0,30 hektare di luar Jawa, petani jelas sulit untuk sejahtera. Hal ini jelas berpengaruh terhadap tingginya alih profesi dari petani ke profesi lain.
"Minimal para petani harus memiliki tanah dua hektare baru kehidupannya agak lumayan," jelas dia.
Pihaknya juga tidak terlalu heran jika jumlah rumah tangga tani menurun. Hal itu bisa dilihat dari derasnya arus alih fungsi lahan pertanian, yang rata-rata secara nasional mencapai 100 ribu hektare per tahun.
"Sangat mungkin mereka yang memiliki lahan pertanian yang sempit, dan tidak bisa diandalkan untuk kehidupan menjual lahannya untuk kemudian berusaha di bidang lain yang mungkin lebih menjanjikan," pungkasnya.
(izz)