Konsumen RI suka berpindah merek
A
A
A
Sindonews.com - Expert Service Director, Regional Centre of Excellence Kantar WorldPanel Asia Andrew Foster mengatakan, dari 7.000 rumah tangga yang disurvei Kantar World Panel, sekitar 49,8 persen konsumen (consumer) Indonesia masuk ke dalam golongan split loyal.
"Split loyal artinya consumer jenis ini cenderung lebih mudah mengganti merek produk lain jika mereka sudah bosan dengan merek lama yang biasa mereka konsumsi," kata dia dalam acara paparan Kantar World Panel mengenai Proyeksi Konsumsi Domestik Indonesia di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Pola konsumsi yang demikian, dia menjelaskan, terutama ditopang oleh tingkat ekonomi Indonesia yang masih terus tumbuh. Dalam banyak persentasi yang disampaikan sejumlah institusi dalam maupun luar negeri menyebutkan bahwa kelompok masyarakat kelas ekonomi menengah di Indonesia telah tumbuh cukup tinggi.
Hal tersebut memberi keleluasaan bagi masyarakat dalam menentukan pilihan produk yang sesuai dengan keinginannya. Bila ditilik lebih lanjut, dia menuturkan, mudahnya masyarakat Indonesia dalam berpindah produk terlihat dari hasil survei yang dilakukan pihaknya bahwa hanya 20,7 persen responden yang termasuk dalam golongan 100 persen loyals (sangat setia).
Konsumen jenis itu tidak akan membeli merek produk lain dan tetap membeli merek produk yang biasa mereka konsumsi. "Karena memang secara umum, consumer Indonesia merupakan tipikal yang menyukai hal baru," ujar dia
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kantar WorldPanel, setidaknya ada lima karakteristik konsumen di Indonesia.
Pertama, masyarakat Indonesia menyukai hal-hal yang berbau digital dan perkembangan teknologi, konsumen sangat senang dengan perkembangan teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi seperti membeli produk smartphone merek terbaru atau menambah koleksi smartphone.
Kedua, masyarakat atau konsumen di Indonesia suka dengan kenyamanan produk. Jika mereka sudah suka dengan satu merek produk, mereka tidak akan membeli merek lain.
Ketiga, konsumen di Indonesia cenderung membeli produk yang sesuai dengan personality atau kepribadian sebagai contoh dalam membeli pakaian atau baju. Konsumen akan membeli pakaian yang sesuai dengan karakter mereka masing masing.
Keempat, konsumen di Indonesia lebih suka membeli produk kesehatan baik itu multivitamin, produk perawatan rambut dan produk perawatan kulit. Kelima, konsumen di Indonesia lebih mengutamakan value atau manfaat dari sebuah produk, dimana mereka tidak akan membeli produk yang tidak sesuai kebutuhan.
"Split loyal artinya consumer jenis ini cenderung lebih mudah mengganti merek produk lain jika mereka sudah bosan dengan merek lama yang biasa mereka konsumsi," kata dia dalam acara paparan Kantar World Panel mengenai Proyeksi Konsumsi Domestik Indonesia di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Pola konsumsi yang demikian, dia menjelaskan, terutama ditopang oleh tingkat ekonomi Indonesia yang masih terus tumbuh. Dalam banyak persentasi yang disampaikan sejumlah institusi dalam maupun luar negeri menyebutkan bahwa kelompok masyarakat kelas ekonomi menengah di Indonesia telah tumbuh cukup tinggi.
Hal tersebut memberi keleluasaan bagi masyarakat dalam menentukan pilihan produk yang sesuai dengan keinginannya. Bila ditilik lebih lanjut, dia menuturkan, mudahnya masyarakat Indonesia dalam berpindah produk terlihat dari hasil survei yang dilakukan pihaknya bahwa hanya 20,7 persen responden yang termasuk dalam golongan 100 persen loyals (sangat setia).
Konsumen jenis itu tidak akan membeli merek produk lain dan tetap membeli merek produk yang biasa mereka konsumsi. "Karena memang secara umum, consumer Indonesia merupakan tipikal yang menyukai hal baru," ujar dia
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kantar WorldPanel, setidaknya ada lima karakteristik konsumen di Indonesia.
Pertama, masyarakat Indonesia menyukai hal-hal yang berbau digital dan perkembangan teknologi, konsumen sangat senang dengan perkembangan teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi seperti membeli produk smartphone merek terbaru atau menambah koleksi smartphone.
Kedua, masyarakat atau konsumen di Indonesia suka dengan kenyamanan produk. Jika mereka sudah suka dengan satu merek produk, mereka tidak akan membeli merek lain.
Ketiga, konsumen di Indonesia cenderung membeli produk yang sesuai dengan personality atau kepribadian sebagai contoh dalam membeli pakaian atau baju. Konsumen akan membeli pakaian yang sesuai dengan karakter mereka masing masing.
Keempat, konsumen di Indonesia lebih suka membeli produk kesehatan baik itu multivitamin, produk perawatan rambut dan produk perawatan kulit. Kelima, konsumen di Indonesia lebih mengutamakan value atau manfaat dari sebuah produk, dimana mereka tidak akan membeli produk yang tidak sesuai kebutuhan.
(rna)