Pembangunan smelter dongkrak impor peralatan
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo mengatakan, dengan adanya pembangunan smelter akan ada kenaikan impor terhadap peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pembangunan smelter.
"Satu hal tentunya kalau kita melihat masalah impor dalam pembangunan smelter ini, kan impor barang-barang modal, pembangunan smelter membutuhkan peralatan, maka dari itu impor akan naik," ucapnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Dia menambahkan, impact dari itu pasti pendapatan akan turun, tetapi Menteri Keuangan juga sudah melakukan penghitungan dengan cermat, Menteri Koordinator Perekonomian juga sudah membuat ancang-ancang langkah.
"Jadi seharusnya ini adalah bentuk bahwa semua pihak siap menghadapi pemberlakuan UU Minerba No 4 tahun 2009," ujarnya.
Dia berharap kelak jika semua pihak sudah siap, dan industri juga sudah siap, dan dalam perjalanannya akan ada kendala-kendala sebaiknya bersama mencari solusi, bukannya hanya menyalahkan UU.
"Prosesnya berjalan, semua pihak mendukung, jadi UU tersebut akan siap dijalankan. Era Indonesia mengekspor tanah air sudah berakhir," ungkapnya.
"Satu hal tentunya kalau kita melihat masalah impor dalam pembangunan smelter ini, kan impor barang-barang modal, pembangunan smelter membutuhkan peralatan, maka dari itu impor akan naik," ucapnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Dia menambahkan, impact dari itu pasti pendapatan akan turun, tetapi Menteri Keuangan juga sudah melakukan penghitungan dengan cermat, Menteri Koordinator Perekonomian juga sudah membuat ancang-ancang langkah.
"Jadi seharusnya ini adalah bentuk bahwa semua pihak siap menghadapi pemberlakuan UU Minerba No 4 tahun 2009," ujarnya.
Dia berharap kelak jika semua pihak sudah siap, dan industri juga sudah siap, dan dalam perjalanannya akan ada kendala-kendala sebaiknya bersama mencari solusi, bukannya hanya menyalahkan UU.
"Prosesnya berjalan, semua pihak mendukung, jadi UU tersebut akan siap dijalankan. Era Indonesia mengekspor tanah air sudah berakhir," ungkapnya.
(gpr)