Pelemahan rupiah diyakini tak akan ganggu bisnis properti
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Komersial PT HK Realtindo (HKR), Oki Ramadhani mengatakan, bahwa pelemahan rupiah tidak akan terlalu berimbas pada industri properti.
"Kan sebenarnya kondisi rupiah sendiri adalah refleksi ekonomi secara global. Untuk itu, kami pun sudah mengamankan biaya konstruksi, berjaga-jaga akan hal itu, sehingga kita yakin potensinya masih ada," ujar Oki di Marketing Office H Mansion, Jakarta, Sabtu (7/12/2013).
Dia mengakui akibat pelemahan rupiah akan menyebabkan harga konsumsi terdevisiasi. "Bisa juga dari yang sebelumnya ingin berinvestasi di bidang properti ada kemungkinan beralih ke intrumen mata uang, tetapi menurutnya itu masih bisa diatasi," jelasnya.
Melihat keadaan rupiah yang belum stabil, tahun depan HKR mulai menyebarkan produk untuk kelas menengah, yaitu perumahan dengan harga di bawah Rp1miliar. Oki melihat bahwa produk tersebut adalah yang paling banyak diminati.
Dia menambahkan dengan pelemahan rupiah seperti ini ada juga pihak yang masih wait and see dalam berinvestasi di bidang properti. Tapi pada umumnya bisnis properti itu tidak pernah mati.
"Dengan jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 250 juta dan develop perumahan sebanyak 15 juta, kami yakin properti masih baik. Tinggal bagaimana kreativitas developer dalam mengemas produk, kekuatan finansial dan kredibilitas developer menjadi kunci penting bagi para pembeli," tandasnya.
"Kan sebenarnya kondisi rupiah sendiri adalah refleksi ekonomi secara global. Untuk itu, kami pun sudah mengamankan biaya konstruksi, berjaga-jaga akan hal itu, sehingga kita yakin potensinya masih ada," ujar Oki di Marketing Office H Mansion, Jakarta, Sabtu (7/12/2013).
Dia mengakui akibat pelemahan rupiah akan menyebabkan harga konsumsi terdevisiasi. "Bisa juga dari yang sebelumnya ingin berinvestasi di bidang properti ada kemungkinan beralih ke intrumen mata uang, tetapi menurutnya itu masih bisa diatasi," jelasnya.
Melihat keadaan rupiah yang belum stabil, tahun depan HKR mulai menyebarkan produk untuk kelas menengah, yaitu perumahan dengan harga di bawah Rp1miliar. Oki melihat bahwa produk tersebut adalah yang paling banyak diminati.
Dia menambahkan dengan pelemahan rupiah seperti ini ada juga pihak yang masih wait and see dalam berinvestasi di bidang properti. Tapi pada umumnya bisnis properti itu tidak pernah mati.
"Dengan jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 250 juta dan develop perumahan sebanyak 15 juta, kami yakin properti masih baik. Tinggal bagaimana kreativitas developer dalam mengemas produk, kekuatan finansial dan kredibilitas developer menjadi kunci penting bagi para pembeli," tandasnya.
(gpr)