Kaltim hentikan pasokan itik dari Jateng
A
A
A
Sindonews.com - Pasca 15 ribu itik (bebek) di Kendal, Jawa Tengah (Jateng) mati mendadak diduga karena serangan virus flu burung (AI) sejak awal Desember, namun pasokan itik untuk Kalimantan Timur (Kaltim) tidak terpengaruh. Distribusi itik untuk provinsi ini mayoritas didatangkan dari Kalimantan Selatan.
“Kita sudah terima informasi tentang dugaan serangan AI pada ternak itik di Pulau Jawa, namun karena kita selama ini merekomendasikan daerah pasokan hanya dari Kalsel, sehingga kejadian tersebut tidak berpengaruh terhadap pasokan itik ke Kaltim,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kaltim Edith Hendarti, Senin (9/12/2013).
Sejak kasus flu burung merebak di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi beberapa tahun lalu, Pemrpov Kaltim melalui Surat Edaran Gubernur Kaltim tentang Kewaspadaan terhadap Penyakit Flu Burung pada Itik yang ditujukan kepada seluruh kepala daerah baik Bupati maupun Walikota se-Kaltim termasuk Kaltara.
Surat edaran Gubernur Kaltim itu melarang lalu lintas ternak itik dan produknya dari daerah tertular AI (Jawa, Sumatera dan Sulawesi). Sekaligus melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak panik (khawatir) mengonsumsi daging dan telur itik.
Selain itu, melakukan pembinaan kesehatan unggas dan pengawasan terutama pada peternakan itik pembibitan dan peternak penetas itik yang mendistribusikan anak itik ke berbagai daerah di Kaltim.
“Atas dasar surat edaran itulah, kami hanya merekomendasikan para pelaku usaha ternak itik hanya memasok dari Kalsel. bahkan pihak karantina tidak akan mengijinkan pemasok melewati pos-pos pengawasan tanpa membawa surat rekomendasi dari Disnak,” jelasnya.
Di Kaltim sendiri, kasus flu burung pernah terjadi di Berau pada Januari lalu dan sempat mematikan sembilan ekor itik. Namun, Disnak Kaltim bersama instansi teknis setempat melakukan tindakan antisipasi dini melalui depopulasi dan penyemprotan di kawasan terindikasi dan sekitarnya.
“Kita sudah terima informasi tentang dugaan serangan AI pada ternak itik di Pulau Jawa, namun karena kita selama ini merekomendasikan daerah pasokan hanya dari Kalsel, sehingga kejadian tersebut tidak berpengaruh terhadap pasokan itik ke Kaltim,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kaltim Edith Hendarti, Senin (9/12/2013).
Sejak kasus flu burung merebak di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi beberapa tahun lalu, Pemrpov Kaltim melalui Surat Edaran Gubernur Kaltim tentang Kewaspadaan terhadap Penyakit Flu Burung pada Itik yang ditujukan kepada seluruh kepala daerah baik Bupati maupun Walikota se-Kaltim termasuk Kaltara.
Surat edaran Gubernur Kaltim itu melarang lalu lintas ternak itik dan produknya dari daerah tertular AI (Jawa, Sumatera dan Sulawesi). Sekaligus melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak panik (khawatir) mengonsumsi daging dan telur itik.
Selain itu, melakukan pembinaan kesehatan unggas dan pengawasan terutama pada peternakan itik pembibitan dan peternak penetas itik yang mendistribusikan anak itik ke berbagai daerah di Kaltim.
“Atas dasar surat edaran itulah, kami hanya merekomendasikan para pelaku usaha ternak itik hanya memasok dari Kalsel. bahkan pihak karantina tidak akan mengijinkan pemasok melewati pos-pos pengawasan tanpa membawa surat rekomendasi dari Disnak,” jelasnya.
Di Kaltim sendiri, kasus flu burung pernah terjadi di Berau pada Januari lalu dan sempat mematikan sembilan ekor itik. Namun, Disnak Kaltim bersama instansi teknis setempat melakukan tindakan antisipasi dini melalui depopulasi dan penyemprotan di kawasan terindikasi dan sekitarnya.
(gpr)