TPIA-SRI kerja sama bangun pabrik karet USD435 juta
A
A
A
Sindonews.com - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjalin kerja sama dengan Compagnie Financiere Groupe Michelin untuk membangun pabrik karet sintetis yang dikelola PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) dengan total investasi sebesar USD435 juta.
Presiden Direktur TPIA Erwin Ciputra mengungkap, pabrik ini akan dibangun di Cilegon dan dimulai pada awal 2015 mendatang. Menurut Erwin, Start up produksi ditargetkan awal 2017 dengan kapasitas 120 ribu per tahun.
“SRI akan memproduksi Polybutadiene Rubber (PBR) dengan Neodymium Catalyst dan Solution Styrene Butadiene Rubber (SSBR) yang keduanya merupakan bahan baku ramah lingkungan,” papar dia belum lama ini.
Dikatakan Erwin, SRI akan memprodukai bahan baku ramah lingkungan dan seiring dengan trend pemakaian ban ramah lingkungan secara global. Menurutnya, seluruh bahan baku pabrik SRI akan bersumber dari Butadiene yang diprodukai PBI.
Untuk memenuhi kebutuhan Mixed C4 sebagai bahan baku untuk menghasilkan butadien, manajemen CAP akan meningkatkan produkai ethylene, prophylene, py-gas, mixed c4 dengan melakukan penambahan fasilitas produkai naphta cracker.
Dia berharap, kehadiran SRI memberi kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dengan berkurangnya bahan baku serta peningkatan eksport ban.
“Pembangunan pabrik ini akan meningkatkan nilai tambah produk petrokimia yang dihasilkan perseroan sekaligus mendukung terwujudnya industri petrokimia terintegrasi di Indonesia,” tandasnya.
Dengan demikian, lanjut dia, proyek ini akan mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan mendukung perekonomian nasional.
Presiden Direktur TPIA Erwin Ciputra mengungkap, pabrik ini akan dibangun di Cilegon dan dimulai pada awal 2015 mendatang. Menurut Erwin, Start up produksi ditargetkan awal 2017 dengan kapasitas 120 ribu per tahun.
“SRI akan memproduksi Polybutadiene Rubber (PBR) dengan Neodymium Catalyst dan Solution Styrene Butadiene Rubber (SSBR) yang keduanya merupakan bahan baku ramah lingkungan,” papar dia belum lama ini.
Dikatakan Erwin, SRI akan memprodukai bahan baku ramah lingkungan dan seiring dengan trend pemakaian ban ramah lingkungan secara global. Menurutnya, seluruh bahan baku pabrik SRI akan bersumber dari Butadiene yang diprodukai PBI.
Untuk memenuhi kebutuhan Mixed C4 sebagai bahan baku untuk menghasilkan butadien, manajemen CAP akan meningkatkan produkai ethylene, prophylene, py-gas, mixed c4 dengan melakukan penambahan fasilitas produkai naphta cracker.
Dia berharap, kehadiran SRI memberi kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dengan berkurangnya bahan baku serta peningkatan eksport ban.
“Pembangunan pabrik ini akan meningkatkan nilai tambah produk petrokimia yang dihasilkan perseroan sekaligus mendukung terwujudnya industri petrokimia terintegrasi di Indonesia,” tandasnya.
Dengan demikian, lanjut dia, proyek ini akan mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan mendukung perekonomian nasional.
(gpr)