Salatiga usulkan pembangunan pintu tol dalam kota

Kamis, 12 Desember 2013 - 14:49 WIB
Salatiga usulkan pembangunan pintu tol dalam kota
Salatiga usulkan pembangunan pintu tol dalam kota
A A A
Sindonews.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga akan mengajukan usulan penambahan pintu tol Semarang-Solo di dalam Kota Salatiga, tepatnya di daerah Bugel, Sidorejo kepada Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan setelah tol Semarang-Solo dioperasionalkan. Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan, sebenarnya pada saat Wali Kota John Manuel Manoppo, Pemkot sudah mengajukan usulan tersebut namun ditolak lantaran penambahan satu pintu tol menelan biaya yang cukup besar, yakni mencapai Rp80 miliar.

Namun, kata dia, setelah dilakukan pengkajian kembali terkait dampak pertumbuhan ekonomi di Salatiga setelah proyek pembangunan tol Semarang-Solo selesai, akhirnya diambil kebijakan untuk mengusulkan kembali penambahan pintu tol di Salatiga.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Menko (Menteri Koordinator) Perekonomian Hatta Rajasa terkait rencana itu (usulan penambahan pintu tol). Dan Pak Hatta menyambut baik usulan kami. Kami juga diminta untuk mengusulkan kembali ke Kementerian PU," katanya, Kamis (12/12/2013).

Yuliyanto menjelaskan, penambahan pintu tol di Salatiga untuk mempermudah para pengguna jalan yang akan masuk ke tol Semarang-Solo dari berbagai daerah di sekitar Kota Salatiga seperti Bringin dan Pabelan, Kabupaten Semarang. "Selain itu, penambahan pintu tol dimaksudkan Salatiga tidak menjadi kota mati," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan master plan pembangunan jalan bebas hambatan itu, pintu tol di Kota Salatiga sudah ditentukan di bangun di daerah Tingkir. Penetapan tersebut disesuaikan dengan jarak ideal pembangunan pintu tol.

Sementara, sejumlah warga Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga menilai pembangunan jalan tol Semarang-Solo akan mengganggu pertumbuhan ekonomi warga yang bermukim di daerah yang terkena pembangunan jalan bebas hambatan tersebut.

Mereka khawatir, setelah pembangunan jalan tol yang melintas di Kota Salatiga selesai dan dioperasional, akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi di daerahnya.

Seperti yang dikemukakan Rosidin, warga Kampung Canden, Kelurahan Kutowinangun, Tingkir mengaku khawatir kehidupan perekonomian yang selama ini terjaga justru makin menurun dengan kehadiran jalan tol di Salatiga sepanjang 2 kilometer ini.

Apalgi, Salatiga hanya akan memiliki satu pintu sehingga dapat mematikan perekonomian para pengusaha kecil yang berada di sekitar jalan bebas hambatan tersebut.

"Sejak kehadiran JLS (jalan lingkar selatan) Salatiga, kios maupun warung yang menjajakan kuliner khas Salatiga serta penginapan pun sudah terasa makin sepi. Jika jalan tol sudah jadi dan dioperasionalkan, saya prediksi akan memperburuk perekonomian warga," katanya.

Dia berharap, pemerintah sejak dini mulai memikirkan dampak ekonomi warga yang bermukim di kawasan jalan tol. "Setidaknya Pemkot mulai melakukan upaya terobosan guna menyelamatkan perekonomian warga yang terkena dampak negatif pembangunan jalan tol," ucapnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4820 seconds (0.1#10.140)