Ini proyeksi harga saham TIFA
A
A
A
Sindonews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan target harga PT Tifa Finance Tbk (TIFA) untuk 12 bulan ke depan berada pada kisaran Rp425-540 per lembar saham. Sore ini, harga saham TIFA di level Rp305 per lembar saham.
Analis Pefindo Achmad Kurniawan Sudjatmiko mengatakan, proyeksi harga saham tersebut ditopang ketahanan industri pembiayaan di Indonesia yang terbukti dengan tumbuhnya penyaluran pembiayaan sebesar rata-rata 2 persen pada Mei-September 2013 ketika BI Rate melonjak dari 5,75 persen menjadi 7,25 persen.
"Secara keseluruhan, kami melihat prospek multifinance akan positif meskipun tahun depan akan ada banyak tantangan," kata dia dalam risetnya, Kamis (12/12/2013).
Selain itu, juga fokus perseroan pada lease financing sejak berdiri, sehingga menjadikan perusahaan menjadi lebih efisien. Menurut dia, cara TIFA beroperasi memungkinkan mereka untuk mempertahankan sejumlah kecil karyawan, sehingga marjin gaji dan biaya tunjangan hanya 7 persen di sembilan bulan tahun ini.
"TIFA juga tidak terikat peraturan uang muka baru yang baru berlaku, yang terutama ditujukan untuk perusahaan pembiayaan konsumen," ujar dia.
Di samping itu, dia memprediksi, kinerja perseroan juga akan didukung dibukanya cabang baru pada tahun ini dan tahun depan. Pada 2013, peseroan membuka cabang baru di Makassar, Sulawesi Selatan dan pada tahun depan akan membuka cabang baru di Sunter, Jakarta.
"Kami percaya bahwa cabang baru akan membawa banyak manfaat bagi TIFA di masa depan," ujar dia.
Dengan prospek tersebut dan rencana perseroan membuka cabang di 2014, Pefindo memperkirakan pendapatan TIFA bisa tumbuh sebesar CAGR 10 persen selama 2012-2017.
Sementara pada tahun depan, Pefindo memproyeksikan pendapatan TIFA bisa meningkat 11,9 persen menjadi Rp188 miliar dibanding proyeksi tahun ini senilai Rp168 miliar, dengan laba tahun depan sebesar Rp48 miliar atau naik 23,08 persen dibanding proyeksi akhir tahun ini Rp37 miliar.
Analis Pefindo Achmad Kurniawan Sudjatmiko mengatakan, proyeksi harga saham tersebut ditopang ketahanan industri pembiayaan di Indonesia yang terbukti dengan tumbuhnya penyaluran pembiayaan sebesar rata-rata 2 persen pada Mei-September 2013 ketika BI Rate melonjak dari 5,75 persen menjadi 7,25 persen.
"Secara keseluruhan, kami melihat prospek multifinance akan positif meskipun tahun depan akan ada banyak tantangan," kata dia dalam risetnya, Kamis (12/12/2013).
Selain itu, juga fokus perseroan pada lease financing sejak berdiri, sehingga menjadikan perusahaan menjadi lebih efisien. Menurut dia, cara TIFA beroperasi memungkinkan mereka untuk mempertahankan sejumlah kecil karyawan, sehingga marjin gaji dan biaya tunjangan hanya 7 persen di sembilan bulan tahun ini.
"TIFA juga tidak terikat peraturan uang muka baru yang baru berlaku, yang terutama ditujukan untuk perusahaan pembiayaan konsumen," ujar dia.
Di samping itu, dia memprediksi, kinerja perseroan juga akan didukung dibukanya cabang baru pada tahun ini dan tahun depan. Pada 2013, peseroan membuka cabang baru di Makassar, Sulawesi Selatan dan pada tahun depan akan membuka cabang baru di Sunter, Jakarta.
"Kami percaya bahwa cabang baru akan membawa banyak manfaat bagi TIFA di masa depan," ujar dia.
Dengan prospek tersebut dan rencana perseroan membuka cabang di 2014, Pefindo memperkirakan pendapatan TIFA bisa tumbuh sebesar CAGR 10 persen selama 2012-2017.
Sementara pada tahun depan, Pefindo memproyeksikan pendapatan TIFA bisa meningkat 11,9 persen menjadi Rp188 miliar dibanding proyeksi tahun ini senilai Rp168 miliar, dengan laba tahun depan sebesar Rp48 miliar atau naik 23,08 persen dibanding proyeksi akhir tahun ini Rp37 miliar.
(rna)