Jepang perkuat kerja sama swap mata uang dengan ASEAN
A
A
A
Sindonews.com - Jepang telah memperluas perjanjian swap mata uang dengan tiga negara ASEAN, yaitu Indonesia, Singapura dan Filipina. Langkah ini mereka lakukan untuk meningkatkan hubungan regional dalam melawan pengaruh pertumbuhan China.
Dilansir dari AFP, Jumat (13/12/2013), transaksi terakhir datang dalam perpanjangan perjanjian dengan Singapura di Tokyo, saat menjadi tuan rumah pertemuan puncak tiga hari dengan para pemimpin Pehimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menandai ulang tahun ke-40 hubungan antara kedua belah pihak.
Swap mata uang pada saat stres ekonomi, ketika pasar valuta asing normal merebut kenaikan. Melalui hal ini memungkinkan otoritas keuangan membeli mata uang lokal dengan sesuatu yang jauh lebih cair.
Sejak krisis Asia di akhir 1990-an, Jepang telah mempelopori upaya untuk membangun perjanjian swap mata uang regional, sekarang dikenal sebagai Chiang Mai Initiative (CMI), yang telah berkembang menjadi sekitar USD240 miliar.
Jepang mengatakan hubungan bilateral swap arrangement (BSA) dengan Indonesia telah hampir dua kali lipat sebesar USSD22,76 miliar dari USD12 miliar, karena kekhawatiran atas dampak pengurangan kembali program stimulus besar-besaran Federal Reserve AS (FED).
Bank sentral AS pada pertemuan kebijakan minggu depan, kemungkinan mulai melakukan tapering off skema pembelian obligasi USD85 miliar per bulan pada awal bulan mendatang.
Hal ini dapat mendorong penerbangan kembali dolar (USD) dan memicu aliran modal yang berpotensi mengganggu stabilitas di pasar negara berkembang.
"Pihak berwenang di Jepang dan Indonesia berharap kerja sama keuangan bilateral yang kuat akan memberikan kontribusi pada stabilitas pasar keuangan," kata Kementerian Keuangan Jepang.
Jepang juga sepakat meningkatkan perjanjian dengan Filipina menjadi USD12 miliar dari USD6 miliar, meskipun para pejabat kedua negara di Tokyo belum memutuskan kapan kesepakatan itu mengambil efek.
Secara terpisah, Tokyo dan Singapura sepakat memperbarui gabungan kesepakatan pertukaran USD4,0 miliar, yang berakhir dua tahun lalu.
Dilansir dari AFP, Jumat (13/12/2013), transaksi terakhir datang dalam perpanjangan perjanjian dengan Singapura di Tokyo, saat menjadi tuan rumah pertemuan puncak tiga hari dengan para pemimpin Pehimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menandai ulang tahun ke-40 hubungan antara kedua belah pihak.
Swap mata uang pada saat stres ekonomi, ketika pasar valuta asing normal merebut kenaikan. Melalui hal ini memungkinkan otoritas keuangan membeli mata uang lokal dengan sesuatu yang jauh lebih cair.
Sejak krisis Asia di akhir 1990-an, Jepang telah mempelopori upaya untuk membangun perjanjian swap mata uang regional, sekarang dikenal sebagai Chiang Mai Initiative (CMI), yang telah berkembang menjadi sekitar USD240 miliar.
Jepang mengatakan hubungan bilateral swap arrangement (BSA) dengan Indonesia telah hampir dua kali lipat sebesar USSD22,76 miliar dari USD12 miliar, karena kekhawatiran atas dampak pengurangan kembali program stimulus besar-besaran Federal Reserve AS (FED).
Bank sentral AS pada pertemuan kebijakan minggu depan, kemungkinan mulai melakukan tapering off skema pembelian obligasi USD85 miliar per bulan pada awal bulan mendatang.
Hal ini dapat mendorong penerbangan kembali dolar (USD) dan memicu aliran modal yang berpotensi mengganggu stabilitas di pasar negara berkembang.
"Pihak berwenang di Jepang dan Indonesia berharap kerja sama keuangan bilateral yang kuat akan memberikan kontribusi pada stabilitas pasar keuangan," kata Kementerian Keuangan Jepang.
Jepang juga sepakat meningkatkan perjanjian dengan Filipina menjadi USD12 miliar dari USD6 miliar, meskipun para pejabat kedua negara di Tokyo belum memutuskan kapan kesepakatan itu mengambil efek.
Secara terpisah, Tokyo dan Singapura sepakat memperbarui gabungan kesepakatan pertukaran USD4,0 miliar, yang berakhir dua tahun lalu.
(dmd)