Pemerintah imbau eksportir simpan dolar di Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengimbau agar para eksportir untuk menyimpan uangnya di Indonesia alih-alih melarikan uangnya ke luar negeri dalam menyikapi terus terdepresiasinya nilai tukar rupiah.
Seperti diketahui, rupiah bahkan sempat melemah hingga mencapai Rp12.115/USD saat dibuka pagi ini dibanding penutupan Senin (16/12/2013) di level Rp12.105/USD.
"Saya katakan kepada kawan-kawan (eksportir) untuk taruh uangnya di sini (Indonesia). Kalau tidak mau ditukarkan yang penting taruh di sini," ujar Hatta di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Hatta juga mengaku telah bertemu dengan seluruh eksportir untuk memberitahu data yang diberitahukan Bank Indonesia (BI) bahwa hampir 10 sampai 15 persen transaksi ekspor mereka menggunakan dolar.
"BI mengatakan transaksi itu USD500 juta sampai USD600 juta per hari. Padahal, ekspor kita USD15 miliar sampai USD17 miliar sebulan. Kalau USD500 juta, berarti sebulan mencapai USD1,5 miliar. Berarti kira-kira sekitar 10-15 persen dari total ekspor," jelasnya.
Selain itu, dia juga tidak menampik melemahnya rupiah juga terjadi karena permintaan dolar yang meningkat pada akhir tahun untuk perusahaan yang membayar utangnya.
"November itu sebesar USD6,3 miliar, sedangkan Desember mencapai USD7,3 miliar. Tetapi Bank Indonesia sudah ada di pasar," pungkasnya.
Seperti diketahui, rupiah bahkan sempat melemah hingga mencapai Rp12.115/USD saat dibuka pagi ini dibanding penutupan Senin (16/12/2013) di level Rp12.105/USD.
"Saya katakan kepada kawan-kawan (eksportir) untuk taruh uangnya di sini (Indonesia). Kalau tidak mau ditukarkan yang penting taruh di sini," ujar Hatta di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Hatta juga mengaku telah bertemu dengan seluruh eksportir untuk memberitahu data yang diberitahukan Bank Indonesia (BI) bahwa hampir 10 sampai 15 persen transaksi ekspor mereka menggunakan dolar.
"BI mengatakan transaksi itu USD500 juta sampai USD600 juta per hari. Padahal, ekspor kita USD15 miliar sampai USD17 miliar sebulan. Kalau USD500 juta, berarti sebulan mencapai USD1,5 miliar. Berarti kira-kira sekitar 10-15 persen dari total ekspor," jelasnya.
Selain itu, dia juga tidak menampik melemahnya rupiah juga terjadi karena permintaan dolar yang meningkat pada akhir tahun untuk perusahaan yang membayar utangnya.
"November itu sebesar USD6,3 miliar, sedangkan Desember mencapai USD7,3 miliar. Tetapi Bank Indonesia sudah ada di pasar," pungkasnya.
(izz)