Ini proyeksi harga saham CNKO
A
A
A
Sindonews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk (Pefindo) memproyeksikan harga saham PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) untuk 12 bulan sekitar Rp390-440 per lembar.
Sementara harga saham perseroan hari ini di level Rp265, naik 5 poin dari posisi kemarin di Rp260 per saham. Proyeksi tersebut didukung membaiknya kinerja dan ekspansi yang dilakukan perusahaan.
Analis Pefindo Madjid Abdillah mengatakan, CNKO merupakan satu-satunya produsen energi terintegrasi di Indonesia. "CNKO merestrukturisasi diri menjadi produsen energi terinegrasi yang menargetkan pertumbuhan volume produksi dari tambang batu bara dan pembangkit listrik antara 2013-2015," kata dia dalam risetnya, Selasa (17/12/2013).
CNKO bersama anak perusahaannya bergerak di empat lini bisnis, yakni penambangan dan perdagangan batu bara, pembangkit listrik, penyewaaan kapal dan tongkang serta layanan pelabuhan.
Mulai tahun depan, perusahaan akan memiliki fasilitas produksi batu bara sendiri karena anak usahanya, PT Dwi Guna Laksana mulai beroperasi pada kuartal III/2013 dan Sekti Rahayu Indah pada kuartal IV/2014. Produksi batu bara perseroan akan dipasok untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik dan klien utamanya, PLN.
Perseroan pada tahun ini mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp784 miliar, dimana sekitar 26 persen untuk proyek pembangkit listrik dan 41 persen untuk pengembangan konsesi batu bara.
Terkait rencana pembangunan pembangkit listrik di Pangkalan Bun sebesar 130 megawatt (MW) dengan perkiraan dana Rp2,8 triliun (USD260 juta), menurut dia, bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp270 miliar pada dua tahun mendatang.
"Di sisi leverage, kami percaya akan tetap sehat seperti ditunjukkan oleh rasio utang terhadap ekuitas (DER) 0,85 kali di semester I/2013," ujar dia.
Dia memprediksi, kinerja perseroan masih prospektif sejalan dengan meningkatnya permintaan batu bara termal di dalam negeri dan kontrak panjang dengan PLN, sehingga akan mengamankan kinerja perseroan di masa depan.
"Kami yakin, perusahaan dapat membukukan pendapatan sebesar Rp1,82 triliun tahun ini dan CAGR 29 persen di 2012-2015," prediksi dia.
Angka tersebut meningkat 19,74 persen dibanding realisasi tahun lalu sebesar Rp1,52 triliun. Sementara pendapatan perseroan tahun depan diprediksi akan melonjak menjadi Rp2,49 triliun.
Sementara harga saham perseroan hari ini di level Rp265, naik 5 poin dari posisi kemarin di Rp260 per saham. Proyeksi tersebut didukung membaiknya kinerja dan ekspansi yang dilakukan perusahaan.
Analis Pefindo Madjid Abdillah mengatakan, CNKO merupakan satu-satunya produsen energi terintegrasi di Indonesia. "CNKO merestrukturisasi diri menjadi produsen energi terinegrasi yang menargetkan pertumbuhan volume produksi dari tambang batu bara dan pembangkit listrik antara 2013-2015," kata dia dalam risetnya, Selasa (17/12/2013).
CNKO bersama anak perusahaannya bergerak di empat lini bisnis, yakni penambangan dan perdagangan batu bara, pembangkit listrik, penyewaaan kapal dan tongkang serta layanan pelabuhan.
Mulai tahun depan, perusahaan akan memiliki fasilitas produksi batu bara sendiri karena anak usahanya, PT Dwi Guna Laksana mulai beroperasi pada kuartal III/2013 dan Sekti Rahayu Indah pada kuartal IV/2014. Produksi batu bara perseroan akan dipasok untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik dan klien utamanya, PLN.
Perseroan pada tahun ini mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp784 miliar, dimana sekitar 26 persen untuk proyek pembangkit listrik dan 41 persen untuk pengembangan konsesi batu bara.
Terkait rencana pembangunan pembangkit listrik di Pangkalan Bun sebesar 130 megawatt (MW) dengan perkiraan dana Rp2,8 triliun (USD260 juta), menurut dia, bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp270 miliar pada dua tahun mendatang.
"Di sisi leverage, kami percaya akan tetap sehat seperti ditunjukkan oleh rasio utang terhadap ekuitas (DER) 0,85 kali di semester I/2013," ujar dia.
Dia memprediksi, kinerja perseroan masih prospektif sejalan dengan meningkatnya permintaan batu bara termal di dalam negeri dan kontrak panjang dengan PLN, sehingga akan mengamankan kinerja perseroan di masa depan.
"Kami yakin, perusahaan dapat membukukan pendapatan sebesar Rp1,82 triliun tahun ini dan CAGR 29 persen di 2012-2015," prediksi dia.
Angka tersebut meningkat 19,74 persen dibanding realisasi tahun lalu sebesar Rp1,52 triliun. Sementara pendapatan perseroan tahun depan diprediksi akan melonjak menjadi Rp2,49 triliun.
(rna)